Monday 8 December 2014

Kali ini kita akan membahas tentang Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Portugis. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua, aamiin.

Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Portugis

Kedatangan bangsa Portugis ke Indonesia menjadi ancaman bagi kerajaan-kerajaan di Indonesia. Tidak heran jika sejak awal kedatangannya, terjadi periawanan dari kerajaan-kerajaan di Indonesia terhadap Portugis. Contoh perlawanan kerajaan di Indonesia terhadap Portugis sebagai berikut.

1) Perlawanan Sultan Baabullah terhadap Portugis

Pada tahun 1512 bangsa Portugis berhasil menemukan kepulauan rempah-rempah, Maluku. Saat itu bangsa Portugis yang dipimpin oleh Antonio de Abreau mendarat di Ternate. Kedatangan Portugis sernula ciiterima dengan balk oleh rakyat Ternate. Bahkan, Sultan Bayanull. (1500-1521) mengizinkan Portugis mendirikan pos dagang di Ternate. Sultan dan rakyat Ternate berharap Portugis dapat menjadi pembeli tetap rempah-rempah dengan harga tinggi. Portugis juga diharapkan dapat membantu Ternate untuk mengalahkan Tidore yang menjadi saingan dalam perdagangan rempah-rempah di Maluku.

Setelah mengetahui Ternate menjadi pusat utama perdagangan rempah-rempah di Maluku, Portugis berniat memonopoli perdagangan rempah-rempah di Ternate. Bahkan, Portugis ikut campur dalam urusan pemerintahan di Ternate. Tindakan Portugis tersebut akhirnya memancing kemarahan rakyat Ternate. Pada masa pemerintahan Sultan Hairun (1534-1570), rakyat Ternate bangkit melakukan perlawanan terhadap Portugis. Sultan Hairun mengobarkan perang mengusir Portugis dari Ternate. Perlawanan itu telah mengancam kedudukan Portugis di Maluku.

Keberadaan Aceh dan Demak yang terus mengancam kedudukan Portugis di Malaka telah menyebabkan Portugis di Maluku kesulitan mendapat bantuan. Oleh karena itu, Gubernur Portugis di Maluku, Lopez de Mesquita mengajukan perundingan damai kepada Sultan Hairun. Selanjutnya, Lopez de Mesquita mengundang Sultan Hairun ke benteng Sao Paulo. Dengan cara tersebut, Sultan Hairun berhasil ditangkap dan dibunuh oleh Lopez de Mesquita. Peristiwa itu semakin memicu kemarahan rakyat. Bahkan, rakyat seluruh Maluku dapat bersatu melawan Portugis.

Di bawah kepemimpinan Sultan Baabullah (1570-1583). rakyat menyerang pos-pos perdagangan dan pertahanan Portugis di Maluku. Benteng Sao Paolo dikepung selama lima tahun. Strategi tersebut berhasil mengalahkan Portugis. Pada tahun 1575 Portugis meninggalkan Maluku. Setelah kepergian Portugis, Ternate berkembang menjadi kerajaan Islam terkuat di Maluku. Sultan Baabullah berhasil membawa Ternate mencapai puncak kejayaan. Wilayah kekuasaan Ternate membentang dari Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Timur di bagian barat hingga Kepulauan Marshall di bagian timur, dari Filipina Selatan di bagian utara hingga Kepulauan Kai dan Nusa Tenggara di bagian selatan. Setiap wilayah atau daerah ditempatkan wakil sultan yang disebut sangaji. Sultan Baabullah selanjutnya dijuluki "penguasa 72 pulau". Pulau-pulau tersebut semuanya berpenghuni dan memiliki raja yang tunduk kepada Sultan Baabullah. 



2) Perlawanan Kerajaan Aceh terhadap Portugis

Perlawanan kerajaan Aceh dipimpir, Sultan Ali Mughayat Syah dan dilanjutkan Sultan Iskandar Muda. Perang tersebut disebabkan persaingan antara Kerajaan Aceh dan Portugis dalam memperebutkan jalur perdagangan di Selat Malaka. Usaha Aceh untuk menyingkirkan Portugis dilakukan dengan cars melengkapi kapal dagangnya dengan prajurit dan persenjataan. Selain itu, Aceh menjalin kerja sama dengan Kerajaan Demak dan meminta bantuan persenjataan ke Turki, Inggris, Goa, dan Gujarat. Dalam perang tersebut tidak ada pihak yang menang dan kalah. Perang berakhir setelah pelabuhan Malaka jatuh ke tangan Belanda pada tahun 1641.
Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Portugis

3) Perlawanan Kerajaan Demak terhadap Portugis

Untuk menyingkirkan Portugis dari Malaka, Pangeran Sabrang Lor atau Dipati Unus menghimpun dan mengirim pasukan dan Jawa, Makassar, dan Lampung serta bekerja sama dengan Kerajaan Aceh untuk merebut pelabuhan Malaka. Serangan ini gagal karena kalah persenjataan. Bahkan, Dipati Unus tertembak, tetapi masih selamat sampai di Jawa. Untuk menghalangi kekuasaan Portugis atas Jawa, pengganti Dipati Unus. yaitu Sultan Trenggono memperluas kekuasaan ke Jawa Barat dan Jawa Timur (kecuali Pasuruan dan Blambangan).




1 comment: