Thursday, 28 August 2014

Peran Dunia Internasional dalam Meredakan Konflik Indonesia-Belanda

Peran Dunia Internasional dalam Meredakan/Mengatasi Konflik Indonesia-Belanda

Peran Dunia Internasional dalam Meredakan Konflik Indonesia-Belanda
Australia menjadi wakil Indonesia dalam Komisi
Tiga Negara.
Konflik Indonesia vs. Belanda ternyata mendapat perhatian dari dunia internasional. Berikut ini merupakan peran dunia internasional dalam meredakan dan mengatasi konflik Indonesia vs. Belanda.

a. Australia

Pada awalnya, Australia membantu Belanda dalam upayanya menduduki wilayah-wilayah Indonesia. Pada saat tentara Belanda masih lemah, Sekutu menyerahkan kewewenangan atas wilayah Kalimantan dan kepulauan di bagian timur Indonesia kepada negara Australia. Pada perte gahan tahun 1946, tepatnyapada tanggal 13 Juli 1946 Australia ”menyerahkan” seluruh wilayah Indonesia bagian timur kepada Belanda secara resmi.

Meskipun pada awalnya Australia berada di pihak Belanda, tetapi dengan berjalannya waktu, Australia memberi dukungan kepada Indonesia. Bersama dengan Belgia dan Amerika Serikat, Australia menjadi wakil Indonesia dalam perundingan RI dan Belanda melalui Komisi Tiga Negara (KTN).

 b. Inggris

Setelah kurang lebih 2 minggu sejak Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, tepatnya tanggal 1 September 1945,  mantan Wakil Gubernur Jenderal di Hindia Belanda yang bernama Dr. Hubertus Johannes van Mook bersama mantan Gubernur Jenderal wilayah Timur yang bernama Dr. Charles Olke van der Plas menemui Mountbatten di Sri Lanka. Mereka berdua mendesak Inggris untuk melaksanakan persetujuan Civil Affairs Agreement (CAA). Mountbatten akhirnya mengeluarkan perintah yang menyatakan dengan jelas maksud pemerintah Inggris untuk mengembalikan koloni Indonesia kepada pemerintah Belanda dan mempertahankan status quo yang ada sebelum invasi Jepang. Perintah tersebut dikeluarkan pada tanggal tertanggal 2 September 1945. Meskipun pada awalnya Inggris membantu Belanda, tetapi dalam perjalanannya, akhirnya Inggris bersikap netral. Inggris juga memberi andil dalam upaya perdamaian Indonesia-Belanda. Inggris sebagai wakil Sekutu di Indonesia berhasil mempertemukan Indonesia dan Belanda dalam Perundingan Linggajati (Selengkapnya bisa dibaca pada artikel ini).

c. Negara-Negara Arab


Beberapa negara Arab juga berperan dalam meredakan konflik antara Indonesia-Belanda. Mohammad Abdul Maunin (Konsul Jenderal Mesir di Bombay), datang ke Yogyakarta pada tanggal 14 Maret 1947 dengan pesawat khusus. Beliau menyampaikan keputusan Liga Arab yang berisi pengakuan atas kemerdekaan RI. Selanjutnya, secara berturut-turut pengakuan kemerdekaan RI diperoleh dari Mesir, Lebanon, Siria, dan Afganistan, juga dari Arab Saudi dan Irak.

d. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

PBB sebagai badan perserikatan seluruh bangsa di dunia memiliki andil besar dalam usaha mengatasi konflik berkepanjangan Indonesia-Belanda. PBB membentuk Komisi Jasa Baik yang berangotakan Australia, Belgia, dan Amerika Serikat. Komisi Jasa Baik berunding di atas kapal Renville pada tanggal 8 Desember 1947 sampai 19 Januari 1948. PBB kembali menunjukkan perannya ketika Belanda melakukan Agresi Militernya yang kedua. Pada tanggal 28 Januari 1949, PBB mengeluarkan Resolusi Dewan Keamanan untuk mendesak Belanda agar mengakhiri operasi militernya di Indonesia serta membebaskan presiden dan wakil presiden yang ditawan Belanda.

Atas peranan PBB pula, Indonesia akhirnya memperoleh pengakuan kedaulatan yang menandai berakhirnya revolusi bersenjata dan pertikaian antara Indonesia-Belanda. Belanda juga pada akhirnya mengakui kemerdekaan Indonesia Secara de jure, meskipun masih dalam bentuk Republik Indonesia Serikat (RIS).

No comments:

Post a Comment