Monday, 15 September 2014

Indeks Pembangunan Manusia dan Pembangunan Nasional Indonesia

Materi IPS Kelas 8 : Indeks Pembangunan Manusia dan Pembangunan Nasional


1) Pengertian Indeks Pambangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia, disingkat IPM atau dalam bahasa Inggrisnya Human Development Index (HDI) merupakan indeks pembangunan manusia yang dipergunakan untuk mengukur pencapaian hasil dari pembangunan  suatu daerah atau wilayah dalam 3 dimensi dasar pembangunan yaitu : (1) lamanya hidup, (2) pengetahuan / tingkat pendidikan dan (3) standar hidup layak.

IPM/HDR dikembangkan oleh ahli ekonomi bernama Amartya Sen (India) dan Mahbub ul Haq (Pakistan), dan dibantu oleh Gustav Ranis (Yale University) dan Lord Meghnad Desai (London School of Economics) pada 1990. Sejak itu indeks ini digunakan pada laporan IPM tahunan Program pembangunan PBB.

2) Unsur Dasar IPM
Dari pengertian di atas, terdapat tiga unsur dasar pembangunan manusia untuk mengukur IPM, yaitu (1) usia harapan hidup, (2) pengetahuan, dan (3) standar hidup layak.

a) Usia Harapan Hidup
Unsur dasar pembangunan manusia yang pertama adalah Usia harapan hidup. Usia harapan hidup menggambarkan usia maksimum yang diharapkan oleh seseorang untuk bertahan hidup. Pembangunan terhadap manusia harus lebih mengarahkan upaya agar penduduk dapat mencapai pada usia harapan hidup yang panjang. Indikator dari harapan hidup diantaranya adalah :
(1) Angka kematian bayi.
(2) Penduduk yang diperkirakan tidak mencapai umur 40 tahun.
(3) Persentase penduduk dengan keluhan kesehatan.
(4) Persentase penduduk yang sakit.
(5) Rata-rata lamanya penduduk sakit.
(6) Persentase penduduk mengobati sendiri penyakitnya.
(7) Persentase kelahiran yang ditolong oleh tenaga medis.
(8) Persentase balita yang kurang gizi.
(9) Persentase rumah tangga yang memiliki akses ke sumber air minum bersih.
(10) Persentase rumahtangga yang menghuni rumahnya berlantai tanah.
(11) Persentase penduduk tanpa adanya akses terhadap fasilitas kesehatan.
(12) Persentase rumah tangga tanpa adanya akses terhadap sanitasi.

b) Pengetahuan
Unsur dasar pembangunan manusia yang ke-2 adalah pengetahuan. Pengetahun atau tingkat pendidikan juga diakui sebagai unsur yang mendasar dari pembangunan manusia. Indikator Pendidikan antara lain: Angka melek huruf, rata-rata lamanya bersekolah, angka partisipasi sekolah (APS), angka putus sekolah (Drop Out), dan lain-lain.

c) Standar Hidup Layak
Unsur dasar pembangunan manusia yang ke-3 adalah standar hidup layak. Indikator Standar Hidup Layak dilihat dari daya beli meliputi antara lain:
(1) Jumlah penduduk yang bekerja.
(2) Jumlah pengangguran terbuka.
(3) Jumlah dan persentase penduduk miskin.
(4) PDRB riil per kapita.

3) Kegunaan IPM

IPM berguna untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara termasuk negara maju, berkembang, atau terbelakang.

Rumus IPM

Secara sederhana, IPM dapat dihitung dengan rumus :
IPM = 1/3 (A + B + C)

dimana :
A = Indeks Harapan hidup
B = Indeks Pendidikan/pengetahuan
C = Indeks Hidup Layak

4) IPM Indonesia
Di Indonesia, IPM digunakan sebagai indikator terhadap keberhasilan upaya membangun kualitas hidup manusia, dalam hal ini berarti kualitas hidup masyarakat/penduduk yang dijadikan sebagai salah satu ukuran kinerja di masing-masing daerah.
Indeks Pembangunan Manusia dan Pembangunan Nasional Indonesia

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), diketahui bahwa IPM di berbagai daerah di Indonesia cenderung membaik. Data tersebut seiring dengan hasil evaluasi dari Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP), Badan Kerja Sama Internasional Jerman (GIZ) dan Pemerintah Indonesia.

Selama dua dekade terakhir, Indeks Pembangunan Manusia sebagai salah satu indikator kesejahteraan masyarakat/penduduk ternyata semakin membaik. Tingkat ketimpangan pembangunan manusia di Indonesia ternyata cenderung semakin rendah. Data dari kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional juga memperlihatkan bahwa Indonesia telah menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam setiap indikator IPM dalam 40 tahun terakhir ini. Indonesia termasuk dari sepuluh negara yang selama 40 tahun terakhir mengalami peningkatan secara terus menerus, baik dari sisi pendapatan maupun indikator IPM.

Peningkatan IPM di Indonesia ditunjukkan oleh penuruan tingkat kemiskinan. Menurut data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2009, tingkat kemiskinan di perdesaan mencapai 17,35% dari total jumlah penduduk di pedesaan, sedangkan kemiskinan di perkotaan sebesar 10,72 %. Selanjutnya, dilaporkan bahwa tingkat kemiskinan pedesaan pada tahun 2012 turun menjadi 14, 7% dari jumlah total penduduk di pedesaan, sedangkan di perkotaan turun menjadi 8,6%.

Peningkatan lainnya pada sektor pendidikan, diprediksi pada tahun 2014 semua warga Negara Indonesia usia SD atau sederajat dan SMP atau sederajat akan melampauinya. Sementara itu, target angka harapan hidup (AHH) juga menglami perbaikan dan diprediksi mencapai target 2014 (72 tahun).

Pemerintah Indonesia menyampaikan bahwa dari hasil pengevaluasian awal pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode 2010-2014 menemukan kekuatan ekonomi baru yaitu Sulawesi dan Kalimantan. Diprediksi bahwa kekuatan-kekuatan baru yang lain akan bermunculan jika Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan.

Perlu diketahui juga, bahwa posisi IPM Indonesia relatif rendah dibanding dengan negara-negara tetangganya. Nilai IPM Indonesia pada 2012 meningkat menjadi 0,629, menjadikannya naik sebanyak tiga posisi ke peringkat 121 dari peringkat ke 124 pada 2011 (0,624), dari 187 negara. Negara-negara yang menduduki peringkat yang sama dengan Indonesia adalah Afrika Selatan dan Kiribati. Antara 1980 dan 2012, IPM Indonesia meningkat dari 0,422 menjadi 0.629, atau meningkat sebesar 49 persen, hal itu dikarenakan kenaikan angka harapan hidup pada periode yang sama, dari 57,6 tahun menjadi 69,8 tahun saat ini. Tingkat harapan lamanya bersekolah juga meningkat dari tahun 1980 (8,3) ke tahun  2012 (12,9), artinya, anak usia sekolah di Indonesia yang memiliki harapan mengenyam bangku sekolah selama 12,9 tahun atau mencapai tingkat pertama dari jenjang perguruan tinggi.

Meski naik 3 peringkat, IPM Indonesia masih di bawah rata-rata IPM dunia, yaitu 0,694 atau regional sebesar 0,683. Indonesia dapat dikategorikan sebagai “Negara Pembangunan Menengah” bersama dengan 45 negara lainnya.

Di ASEAN, peringkat Indonesia masih jauh di bawah beberapa negara anggota ASEAN lainnya, termasuk Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand dan Filipina. Negara ASEAN yang memiliki IPM tertinggi di antara negara-negara ASEAN dengan 0,895 adalan Singapura (peringkat 18 di seluruh dunia). Brunei memiliki IPM 0,855 (peringkat 30), sementara Malaysia memiliki IPM 0,769 (peringkat 64). Thailand dan Filipina masing-masing memiliki IPM 0,690 dan 0,654 (peringkat 103 dan 114). Negara ASEAN lain seperti Vietnam, Laos dan Kamboja IPM nya berada di bawah Indonesia.

Tiga besar peringkat IPM dunia adalah (1) Norwegia, (2) Australia dan (3) Amerika Serikat. Sementara negara dengan IPM terendah adalah Republik Demokratik Kongo dan Nigeria. IPM Indonesia pada tahun 2012 berada pada urutan 124 dari 178 negara. Indonesia termasuk di dalam kelompok negara-negara berkembang. Karena itu, bangsa Indonesia harus berjuang keras untuk mencapai peningkatan IPM/HDI.

Rangkuman Indeks Pembangunan Manusia dan Pembangunan Nasional Indonesia


IPM sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan, kesehatan, dan pendapatan masyarakat. Meningkatnya pendapatan masyarakat di suatu negara akan mengakibatkan meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat di negara tersebut. Demikian juga, naiknya tingkat pendidikan masyarakat di suatu negara akan meningkatkan pendapatan masyarakat di negara tersebut. Karena itu, kita harus terus belajar giat dan menuntut ilmu setinggi-tingginya, supaya dapat ikut berpartisipasi dalam mengisi pembangunan nasional dan memajukan negara kita, Indonesia. 

3 comments:

  1. maaf mau tanya itu untuk masing masing indeks terdapat variabel variabel, teorinya darimana ya? apakah ada buku yang merujuk ke sana?

    ReplyDelete