1) Persiapan Pembacaan Teks Proklamasi
Pagi hari pada tanggal 17 Agustus 1945, parap emimpin nasional dan parapemuda kembali ke rumah masing-masing untuk mempersiapkan penyelenggaraan pembacaan teks proklamasi setelah selesai merumuskan dan mengesahkan teks proklamasi. Jepang saat itu mengira bahwa pembacaan proklamasi akan dilaksanakan di lapangan Ikada. Jepang telah mengetahui rencana pembacaan proklamasi, sehingga tentara Jepang memblokade lapangan Ikada. Barisan Muda pun telah ramai berdatangan menuju ke lapangan Ikada dalam rangka menyaksikan pembacaan teks proklamasi. Pemimpin Barisan Pelopor, Sudiro, juga datang ke lapangan Ikada dan melihat pasukan Jepang dengan persenjataan lengkap menjaga ketat lapangan Ikada tersebut. Sudiro melaporkan keadaan itu kepada Muwardi, Kepala Keamanan Sukarno. Sudiro mengetahui bahwa proklamasi akan diikrarkan di rumah Sukarno di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta.
Saat itu, halaman rumah Sukarno sudah dipadati oleh massa, menjelang pembacaan teks proklamasi. Dr. Muwardi memerintahkan kepada Latief Hendraningrat, untuk menjaga keamanan pelaksanaan upacara. Latief dalam melaksanakan pengamanan dibantu oleh Arifin Abdurrahman, untuk mengantisipasi gangguan dari tentara Jepang. Suasana halaman rumah Sukarno, terlihat sangat sibuk. Suwiryo, Wakil Walikota Jakarta, meminta kepada Wilopo untuk mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan. Wilopo meminjam mikrofon dan beberapa pengeras suara ke took elektronik milik Gunawan.
Sudiro memerintahkan kepada Komandan Pengawal rumah Sukarno, S. Suhud, untuk mencari tiang bendera. Suhud mendapatkan sebatang tiang bambu dari belakang rumah, dan menancapkan bambu tersebut di dekat teras, kemudian dia memberi tali sebagai kelengkapan untuk pengibaran bendera. Di tempat lain, Istri Sukarno, Fatmawati mempersiapkan bendera yang dijahit dengan tangannya sendiri. Ukuran bendera tersebut masih belum standar seperti ukuran bendera saat ini.
Para pemuda menghendaki agar pembacaan teks proklamasi, segera dilaksanakan karena mereka sudah tidak sabar dan sudah menunggu sejak pagi. Mereka mendesak Muwardi agar mengingatkan Sukarno, karena hari semakin siang dan suasana semakin panas. Akan tetapi, tetap Sukarno menolak jika ia harus melaksanakannya sendiri tanpa Hatta. Keteganganpun terjadi karena Muwardi terus mendesak Sukarno, untuk segera membacakan teks proklamasi tanpa harus menunggu kehadiran Hatta. Untunglah, lima menit sebelum pelaksanaan upacara, Hatta datang dan langsung menemui dan mendampingi Sukarno untuk segera melaksanakan upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia.
2) Pelaksanaan Upacara Proklamasi Kemerdekaan
Upacara proklamasi kemerdekaan dipimpin oleh Latief Hendraningrat, tanpa protokol. Latief segera memimpin barisan untuk berdiri, dengan sikap sempurna. Latief dan Suhud mengibarkan bendera merah putih secara perlahan-lahan, setelah pembacaan proklamasi selesai. Bendera merah putih dinaikkan dengan diiringi lagu Indonesia Raya, yang secara spontan dinyanyikan oleh semua yang hadir pada saat itu.3) Penyebaran Berita Proklamasi
Kelompok pemuda yang cukup berperan dalam penyebarluasan berita proklamasi, adalah kelompok Sukarni. Kelompok Sukarni ini bermarkas di Bogor Lama (sekarang menjadi Jalan Dr. Sahardjo, S.H.). Sukarni dan kelompoknya berusaha mengatur strategi untuk menyebarluaskan berita proklamasi. Seluruh alat komunikasi yang ada dipergunakan, seperti: pengeras suara, pamflet, dan bahkan mobil-mobil, dikerahkan ke seluruh kota Jakarta. Propaganda ini dimaksudkan pula untuk mengerahkan massa agar hadir dalam pembacaan teks proklamasi di Pegangsaan Timur 56 Jakarta.Penyebaran berita tentang proklamasi tidak terbatas melalui udara, tetapi juga melalui koran dan selebaran-selebaran kertas. Peran buruh kereta api sangat besar dalam penyebaran tersebut, mereka membawa berita proklamsi melaui surat-surat selebaran. Pada tanggal 20 Agustus 1945, hamper seluruh harian di Jawa memuat berita proklamasi dan UUD Negara Republik Indonesia yang baru saja dibentuk. Selanjutnya, berita proklamasi dengan cepat tersebar ke seluruh penjuru tanah air. Berita tersebut segera mendapat sambutan dari rakyat di seluruh penjuru tanah air, dari Sabang sampai Merauke.
Bagaimana makna Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 ? Temukan jawabanya di sini
No comments:
Post a Comment