Saturday, 14 February 2015

Kali ini kita akan membahas tentang Perubahan Ekonomi pada Masa Kolonial Belanda. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua, aamiin.

Perubahan Ekonomi pada Masa Kolonial Belanda

Perubahan ekonomi pada masa kolonial Belanda di Indonesia terjadi karena penerapan sistem ekonomi kolonial yang mengarah pada eksploitasi sumber daya alam dan sumber daya manusia. Beberapa perubahan ekonomi utama pada masa kolonial Belanda adalah sebagai berikut:

  1. Monokultur: Belanda mengubah sistem pertanian tradisional menjadi monokultur untuk memenuhi kebutuhan pasar Eropa. Ini mengarah pada produksi tanaman-tanaman seperti tebu, kapas, dan karet, yang menjadi sumber pendapatan utama pada masa kolonial.
  2. Pertukaran barang: Belanda memperkenalkan pertukaran barang untuk mempermudah pengiriman produk ekspor. Sistem ini memperkuat pengaruh ekonomi Belanda dan mempengaruhi ekonomi tradisional Indonesia.
  3. Deregulasi pasar: Belanda membatasi pemerintah dalam mempengaruhi pasar ekonomi dan memperkenalkan sistem perdagangan bebas. Ini mempermudah untuk mengontrol produksi dan harga produk-produk ekspor.
  4. Infrastruktur: Belanda memperkuat jaringan transportasi dan komunikasi untuk mempermudah pengiriman produk ekspor. Ini memperkuat pengaruh ekonomi Belanda dan mempengaruhi ekonomi tradisional Indonesia.

Perubahan ekonomi pada masa kolonial Belanda sangat mempengaruhi ekonomi Indonesia. Sistem ekonomi kolonial Belanda mengarah pada eksploitasi sumber daya alam dan sumber daya manusia, memperkuat pengaruh ekonomi Belanda dan mempengaruhi ekonomi tradisional Indonesia. Namun, perubahan ini juga membantu memperkuat basis ekonomi Indonesia dan memperkaya sejarah ekonomi negara ini.

Perubahan Ekonomi pada Masa Kolonial BelandaKesengsaraan dan penderitaan bangsa Indonesia pada masa penjajahan Belanda, tidak bisa dilepaskan dari situasi politik yang terjadi di dunia saat itu. Adanya persaingan negara-negara Eropa yang berujung pada peperangan, ternyata banyak membawa pengaruh kepada daerah-daerah jajahan, termasuk Indonesia. Menjelang tahun 1830, pemerintahan di negeri Belanda mengalami krisis yang sangat parah dalam bidang ekonomi dan keuangan. Sementara itu, kebutuhan di negeri Belanda semakin mendesak untuk segera diatasi. Untuk mengatasi persoalan itu, pemerintah di negeri Belanda mengeluarkan berbagai kebijakan yang memiliki tujuan untuk membangun kembali kondisi perekonomian dan keuangan negara yang stabil. Segala kebijakan yang dikeluarkan itu, baik secara langsung atau tidak langsung pada akhirnya bermuara pada daerah jajahannya, khususnya di Indonesia.

Penghasilan penguasa yang berasal dari pribumi makin berkurang. Sudah pasti keadaan ini akan menimbulkan kegoncangan dalam kehidupan para penguasa pribumi. Di pihak rakyat, khususnya para petani dibebani oleh pemerintah kolonial kewajiban untuk mengolah sebagian tanahnya untuk ditanami dengan tanaman-tanaman eskpor dan masih harus menyumbangkan tenaganya secara paksa kepada pemerintah kolonial. Hal inilah yang mengakibatkan runtuhnya perekonomian rakyat.

Perubahan masyarakat dalam kegiatan ekonomi pada masa pemerintah kolonial terjadi baik dalam kegiatan produksi, konsumsi, atau distribusi. Kegiatan produksi dalam pertanian dan perkebunan semakin maju dengan ditemukannya berbagai teknologi pertanian yang bervariasi. Rakyat mulai mengenal tanaman yang bukan hanya untuk dipanen semusim. Pembukaan berbagai perusahaan telah melahirkan berbagai jenis pekerjaan dalam bidang yang berbeda. Sebagai contoh munculnya kuli-kuli perkebunan, mandor dan administrasi di berbagai perusahaan pemerintah atau swasta. Kegiatan ekspor-impor juga mengalami kenaikan signifikan pada masa pemerintah Kolonial Barat. Hal ini tidak lepas dari usaha pemerintah kolonial menggenjot jumlah ekspor. Hal itu menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi mengalami perkembangan, dilihat dari kualitas proses produksi dari tradisional ke teknologi modern. Dilihat dari hasil produksinya terlihat ada peningkatan kualitas. Dilihat dari distribusi juga mengalami perkembangan, hal ini terlihat dari aktivitas distribusi yang pada awalnya hanya dilakukan antar daerah lalu meningkat menjadi antar negara. Hal ini tampak dari peningkatan aktivitas ekspor-impornya. Sedangkan dilihat dari aktivitas konsumsi, masyarakat dapat menikmati hasil produksi dengan kualitas yang lebih baik.





No comments:

Post a Comment