Wednesday, 9 September 2015

Pola Pemukiman Penduduk di Indonesia

Kondisi geografis suatu wilayah juga memengaruhi pola kehidupan penduduk yang lain, seperti pola permukiman, adat istiadat, dan pola keruangan hasil budaya manusia yang lain. Begitu pula di Indonesia, Kondisi geografisnya membentuk pola pemukiman penduduk menjadi bermacam-macam dari sabang sampai merauke. Dalam hal adat istiadat, kita tahu bahwa Indonesia adalah negara yang majemuk, misalnya dalam hal kesenian, tata pakaian, bentuk rumah, bahkan bahasa. Kenyataan adanya keanekaragaman itu tentu ada yang menyebabkannya, salah satunya adalah kondisi geografis negara Indonesia.

Letak negara Indonesia sebagai negara kepulauan menyebabkan keadaan di masing-masing tempat berbeda-beda. Misalnya kelebatan hutan, kesuburan tanah, tumbuh-tumbuhan, satwa yang ada, curah hujan, dan temperatur udara masing-masing tempat berbeda. Perbedaan keadaan seperti itu menyebabkan kehidupan penduduk mempunyai ciri yang khas untuk daerahnya. Hal ini disebabkan penduduk selalu berusaha menyesuaikan kehidupannya dengan keadaan alam sekitarnya.
Pola Pemukiman Penduduk di Indonesia


Contohnya bentuk rumah. Di daerah dataran rendah biasanya mempunyai bentuk rumah dengan lubang angin yang lebar di atas jendela. Bagian depan rumah ini biasanya terbuka dengan maksud agar peredaran udara dapat keluar masuk dengan lancar. Hal ini perlu agar rumah terasa sejuk, sebab pada daerah dataran rendah pada biasanya udaranya panas. Bandingkan keadaan itu dengan daerah lereng gunung. Mereka membuat rumah yang rapat tertutup, hanya sedikit lubang angin dengan maksud agar udara panas di dalam ruangan tetap bertahan, sehingga rumah terasa hangat.

Bukankah di lereng gunung udaranya dingin? Demikian juga rumah-rumah yang di sekitarnya banyak terdapat hutan lebat, sebab masih banyak terdapat hewan liar maka dibuatlah rumah berbentuk rumah panggung.

Bentuk Pola Pemukiman Penduduk Indonesia

Adapun pola keruangan permukiman penduduk Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Pola permukiman mengelompok atau memusat
Pola permukiman ini dibangun memusat pada suatu titik, biasanya terdapat di sekitar gunung atau sumber-sumber air.

2. Pola permukiman memanjang
Pola permukiman memanjang biasanya terletak di sepanjang aliran sungai, jalan, atau sepanjang garis pantai.

3. Pola permukiman tersebar
Pola permukiman tersebar biasanya terdapat di daerah yang kurang subur, sulit sumber airnya, atau di daerah dengan kondisi geografis yang kurang menguntungkan.

Contohnya di daerah pegunungan karst atau di daerah yang mempunyai air tanah dalam. Keadaan geografis yang memengaruhi pola permukiman penduduk juga akan memengaruhi persebaran penduduknya. Pola persebaran penduduk dapat dipetakan dalam tiga jenis bentang alam yang layak digunakan sebagai tempat permukiman. Bentang alam itu adalah dataran rendah yang landai, kawasan pantai, dan dataran tinggi.

Pola pemukiman sesuai kondisi geografis di daerah yang kurang subur atau di dataran tinggi adalah?

 Pola pemukiman di daerah yang kurang subur atau di dataran tinggi biasanya dipengaruhi oleh kondisi geografis, iklim, dan sumber daya alam yang tersedia. Berikut ini beberapa ciri khas pola pemukiman di daerah tersebut:
  1. Pemukiman tersebar: Di daerah kurang subur atau dataran tinggi, lahan pertanian mungkin terbatas atau tidak efisien. Akibatnya, pemukiman cenderung tersebar dan jauh dari satu sama lain, karena penduduk mencari lahan yang lebih subur untuk bercocok tanam atau memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia.
  2. Pemanfaatan lahan secara optimal: Di daerah dengan kondisi geografis yang kurang subur atau di dataran tinggi, penduduk harus memanfaatkan lahan secara optimal. Mereka mungkin menggunakan teknik pertanian terasering untuk mengelola lahan di lereng bukit atau gunung, seperti yang terlihat di beberapa daerah di Indonesia, seperti Bali dan Jawa Tengah.
  3. Adaptasi terhadap kondisi iklim: Di dataran tinggi, suhu udara biasanya lebih dingin, dan curah hujan mungkin lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan dengan daerah dataran rendah. Penduduk di daerah ini harus menyesuaikan pola pemukiman mereka dengan kondisi iklim, seperti membangun rumah dengan bahan yang isolatif atau menggunakan atap yang mampu menahan beban salju di daerah bersalju.
  4. Pemukiman dekat sumber air: Sumber air merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, sehingga pemukiman di daerah kurang subur atau dataran tinggi biasanya ditempatkan dekat dengan sumber air, seperti sungai, danau, atau mata air.
  5. Pemukiman di sekitar jalan atau jalur transportasi: Untuk memudahkan akses ke daerah lain dan mempermudah distribusi barang dan jasa, pemukiman di daerah kurang subur atau dataran tinggi cenderung berlokasi di sekitar jalan atau jalur transportasi, seperti jalan raya atau jalur kereta api.
Secara keseluruhan, pola pemukiman di daerah kurang subur atau di dataran tinggi ditentukan oleh kondisi geografis, iklim, dan ketersediaan sumber daya alam. Penduduk di daerah ini harus beradaptasi dengan kondisi lingkungan mereka untuk memastikan kelangsungan hidup dan kesejahteraan mereka.

 

1 comment: