Friday, 11 November 2016

Serangan Kerajaan Demak pada Portugis di Malaka

Dikuasainya Malaka pada tahun 1511 oleh orang-orang Portugis adalah ancaman tersendiri untuk Kerajaan Demak. Ketika itu, Demak sebagai kerajaan Islam dan kerajaan maritim sedang mengembangkan kekuasaan dan menyebarkan Islam di pelosok nusantara. Karena itu, sejak hadirnya orang-orang Portugis di Malaka, maka Kerajaan Demak bertekad mengusirnya.

Pada tahun 1512, Kerajaan Demak di bawah pimpinan Pati Unus (Pangeran Sabrang Lor) dengan pertolongan Kajaan Aceh menyerang Portugis di Malaka. Namun, serbuan Demak itu mengalami kegagalan. Kegagalan serangan Demak itu tidak membuat Demak putus asa. Untuk itu, dilakukan penyerangan sekali lagi bersama Aceh dan Kerajaan Johor, tetapi tetap berhasil dipatahkan oleh Portugis. Hal ini sebab persenjatan orang-orang Portugis saat itu jauh lebih kuat dan lengkap.

Serangan Kerajaan Demak pada Portugis di Malaka
Pati Unus
Perjuangan Kerajaan Demak pada orang-orang Portugis tidak berheti sampai di situ. Kali ini, Kerajaan Demak selalu menyerang dan membinasakan setiap kapal dagang Portugis yang melewati jalur Laut Jawa. Karena itulah kapal dagang Portugis yang membawa rempah-rempah dari Maluku (Ambon) tidak melalui Laut Jawa, tetapi melalui Kalimantan Utara. Selain itu, upaya Demak untuk mengusir Portugis diwujudkan dengan ditaklukkannya Kerajaan Pajajaran oleh Fatahilah pada tahun 1527. Penaklukkan Pajajaran ini disebabkan Kerajaan Pajajaran mengadakan perjanjian perdagangan dengan Portugis, sehingga Portugis diperbolehkan mendirikan benteng di Sunda Kelapa. Ketika orang-orang Portugis mendatangi Sunda Kelapa (sekarang Jakarta), terjadilah perang antara Kerajaan Demak di bawah pimpinan Fatahilah dengan tentara Portugis. Dalam peperangan itu, orang-orang Portugis berhasil dipukul mundur. Kemudian, pelabuhan Sunda Kelapa diganti namanya oleh Fatahilah menjadi Jayakarta yang berarti kejayaan yang sempurna.

Meskipun Kerajaan Demak berhasil membendung masuknya pengaruh Portugis di Jawa Barat, tetapi gagal saat mencegah hubungan dagang antara Portugis dengan kerajaan-kerajaan Hindu di daerah Jawa Timur. Bahkan Sultan Trenggono dari tahun 1521 sampai dengan tahun 1546 yang memimpin langsung penyerangan itu gugur di Pasuruan, Jawa Timur.

Sumber : IPS Terpadu - SMP Kelas VIII

No comments:

Post a Comment