Friday, 4 July 2014

Kali ini kita akan membahas tentang Perlawanaan Rakyat Banjar ( 1859 - 1905 ). Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua, aamiin.

Perlawanaan Rakyat Banjar ( 1859 - 1905 )

Perang Banjar adalah perlawanan rakyat pada Belanda di Kalimantan Selatan. Seperti halnya di daerah lain di Indonesia sebab-sebab perang adalah:
  • Faktor ekonomi. Belanda melaksanakan monopoli perdagangan lada, rotan, damar, serta hasil tambang yaitu emas dan intan. Monopoli itu sangat merugikan rakyat atau pedagang di daerah itu sejak abad 17. Pada abad 19 Belanda bermaksud menguasai Kalimantan Selatan untuk melakukan Pax Netherlandica. Apalagi di daerah itu diketemukan tambang batu bara di Pangaronan dan Kalangan.
  • Faktor politik. Belanda ikut campur urusan tahta kerajaan yang menimbulkan berbagai ketidak senangan. Pada saat menentukan pengganti Sultan Adam maka yang diangkat adalah Pangeran Tamjidillah yang disenangi Belanda. Sedangkan Pangeran Hidayatullah yang lebih berhak atas tahta hanya dijadikan Mangkubumi sebab tidak menyukai Belanda.
Perlawanaan Rakyat Banjar ( 1859 - 1905 )
Pangeran Antasari

Campur tangan Belanda di keraton makin besar dan kedudukan Pangeran Hidayatullah makin terdesak maka dia melakukan perlawanan pada Belanda bersama Pangeran Antasari, sepupunya. Siapakah para pengikut perjuangan itu? Tidak kurang dari 3000 orang bersedia membantu termasuk tokoh-tokoh agama seperti Kyai Demang Leman, Haji Langlang, Haji Nasrum dan Haji Buyasih. Pasukan Antasari berusaha menyerang pos-pos Belanda di Martapura dan Pangaron. Sebaliknya pada pertempuran tanggal 27 September 1859 Belanda dapat menduduki benteng pasukan Pangeran Antasari di Gunung Lawak.

Tindakan Belanda selanjutnya adalah menurunkan Sultan Tamjidillah dari tahta sementara itu Pangeran Hidayatullah menolak untuk menghentikan perlawanan lalu perti meninggalkan kraton, maka pada tahun 1860 kerajaan Banjar dihapuskan dan daerah itu menjadi daerah kekuasaan Belanda.

Apakah tindakan Belanda terebut menyurutkan perlawanan Pangeran Antasari? Ternyata tidak. Walaupun Kyai Damang Laman menyerah dan Pangeran Hidayatullan tertangkap alalu dibuang ke Cianjur namun Pangeran Antasari tetap memimpin perlawanan bahkan dia diangkat oleh rakyat menjadi pemimpin tertinggi agama dengan gelar Panembahan Amirudin Khalifatul Mukminin pada tanggal 14 Maret 1862. Dia dibantu oleh para pemimpin yang lain yaitu Pangeran Miradipa, Tumenggung Surapati dan Gusti Umah yang memusatkan pertahanan di Hulu Teweh. Perlawanan Antasari berakhir sampai meninggal dunia tanggal 11 Oktober 1862 lalu dilanjutkan oleh puteranya bernama Pangeran Muhamad Seman.


Pertanyaan :
  1. Sebutkan 2 tahap yang terjadi saat  perlawanaan rakyat Banjar di Kalimantaan Selatan beserta tahunnya ?
  2. Siapa yang memimpin rakyat Banjar melawan Belanda pertama kali ?




No comments:

Post a Comment