Tidak seperti pada jaman modern saat ini, pada masa praaksara, kebutuhan masyarakat sangat sederhana. Bagi masyarakat praaksara, kehidupan hanya sekadar bagaimana memenuhi kebutuhan makan minum, tempat tinggal, kebutuhan seksual, dan perlindungan dari ancaman hewan buas. Oleh sebab itu, pemanfaatan sumber daya alam (SDA) masih sangat sedikit.
Kehidupan masyarakat terus berkembang dari zaman ke zaman menjadi semakin kompleks. Masyarakat tidak lagi hanya sekadar memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, dan perumahan, akan tetapi terdapat banyak kebutuhan lain seperti kebutuhan untuk rekreasi, keadilan, keamanan, pendidikan dan lain sebagainya. Sejalan dengan itu, pemanfaatan sumber daya alam pun semakin meningkat.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, tentu diperlukan suatu lembaga yang bertugas mengatur pemenuhan berbagai jenis kebutuhan tersebut. Jika tidak, kehidupan masyarakat akan menjadi sulit terkendali dan timbul kekacauan, ketidakmerataan, dan lain-lain. Oleh sebab itu, kita harus menghargai lembaga-lembaga sosial yang ada karena peran dan fungsinya dalam mengatur kehidupan masyarakat.
Apa ciri-ciri dari lembaga sosial ? Lembaga sosial mempunyai sejumlah ciri atau karakteristik. Ciri-ciri umum dari lembaga sosial adalah :
- Lembaga sosial biasanya memiliki kekekalan tertentu yang berlangsung lama. Hal ini terjadi sebab adanya anggapan bahwa lembaga sosial berisi sekumpulan norma-norma yang harus dipertahankan. Norma tersebut dibutuhkan untuk mengatur kehidupan atau hubungan antar manusia, contohnya kehidupan atau hubungan dalam keluarga.
- Lembaga sosial memiliki satu atau lebih tujuan tertentu, misalnya lembaga pendidikan memiliki tujuan untuk mentransfer nilai, norma, dan ilmu pengetahuan kepada generasi berikutnya.
- Lembaga sosial memiliki sejumlah perangkat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, misalnya bendera atau lambang pada lembaga politik, uang sebagai alat tukar pada lembaga ekonomi, dan lain-lain.
1.Lembaga Keluarga
Unit sosial yang terkecil dalam masyarakat adalah "keluarga" yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. Dalam sebuah keluarga, diatur hubungan antar anggota keluarga sehingga setiap anggota keluarga mempunyai peran dan fungsi masing-masing. Terbentuknya sebuah keluarga berasal dari suatu perkawinan yang sah menurut agama, adat, dan pemerintah.
Konsep keluarga terus berubah dari masa ke masa. Konsep keluarga yang pada awalnya hanya terdiri dari orang tua dan anak saja, saat ini mulai bergeser. Keluarga dapat juga terdiri atas anggota-anggota yang lebih luas, seperti kakek, nenek, paman, bibi, sepupu, dan cucu. Selain itu, anggota-anggota keluarga juga tidak harus terikat pada garis keturunan atau hubungan darah yang sama. Banyak masyarakat yang mengadopsi anak, bahkan keluarga yang tidak pernah terikat pernikahan sekalipun, menyebut diri mereka keluarga.
Selain perubahan konsep, proses sosialisasi yang terjadi kepada anak-anak, kegiatan di dalam keluarga, dan peranan setiap anggota keluarga juga mulai bergeser jika kita bandingkan dengan masa sebelumnya. Pada zaman dahulu, hubungan antar anak dan orang tua lebih terlihat dengan jelas. Karena usia dan juga peranan yang sangat berbeda, seorang anak harus lebih menghormati orang tua mereka. Anak-anak juga harus membantu pekerjaan rumah tangga orang tuanya. Pada saat ini, hal tersebut sudah tidak menjadi perhatian utama. Pada waktu dulu, seorang anak yang berusia 10-15 tahun sudah memiliki tanggung jawab yang besar untuk membantu orang tuanya. Sekarang, anak usia tersebut walaupun memang juga dituntut mandiri, namun dengan cara yang lain. Contohnya, anak-anak pada masa sekarang mandiri dalam melakukan kegiatan di sekolah dan menyelesaikan masalah pribadinya.
Pola keluarga dalam ikatan antarbudaya juga berkembang. Misalnya keluarga ibu berasal dari suku A dan keluarga ayah dari suku B. Ibu dan ayah tentunya dari awal telah memiliki nilai budaya yang berbeda, namun mereka tetap berkomitmen untuk membentuk sebuah keluarga. Dalam kaitan ini, keluarga berperan dalam menyatukan 2 keluarga besar yang memiliki perbedaan budaya.
2.Lembaga Agama
Lembaga agama merupakan lembaga yang mengatur kehidupan manusia dalam kaitannya dengan kehidupan beragama. Semua agama sama, dalam hal memisahkan antara yang baik dan buruk, yang diperbolehkan dan yang dilarang, atau kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat. Ukuran baik dan buruk telah dirumuskan dalam ajarannya. Bangsa Indonesia dalam perjalanan sejarahnya selama beribu-ribu tahun merupakan bangsa yang luwes, toleran, dan terbuka. Sejak awal, pengaruh agama-agama luar nusantara diterima dengan baik, meskipun tidak seutuhnya.
Masyarakat Indonesia sejak dulu sudah mengenal Tuhan dan menjunjung tinggi prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa, bahkan sebelum masuknya agama-agama besar dunia ke Indonesia. Pada masa Hindu-Buddha, konsep agama diterima secara baik dan ikut memperkaya khazanah kehidupan beragama di Nusantara. Pada abad ke-7 Hijriyah atau abad ke-13 Masehi Agama Islam masuk ke nusantara dibawa oleh saudagar-saudagar dari jazirah Arab. Sejak saat itulah, masyarakat mulai mengenal ajaran agama Islam. Selanjutnya, pada saat memasuki abad ke-16, masuklah agama Nasrani yang dibawa oleh bangsa-bangsa Eropa. Sejak saat itu di Indonesia berkembang berbagai macam agama seperti pada saat ini.
Keberadaan beragam agama menunjukkan bahwa kehidupan beragama di Indonesia cukup dinamis. Hal ini juga didukung dengan adanya lembaga keagamaan. Lembaga keagamaan adalah organisasi yang dibentuk oleh umat beragama dengan maksud untuk memajukan kepentingan keagamaan umat yang bersangkutan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup beragama setiap umat. Setiap agama di Indonesia memiliki lembaga keagamaannya, seperti berikut ini.
1. Islam : Majelis Ulama Indonesia (MUI)
2. Kristen : Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI)
3. Katolik : Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI)
4. Hindu : Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI)
5. Buddha : Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi)
6. Khonghucu: Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin)
3.Lembaga Ekonomi
Lembaga ekonomi merupakan lembaga yang berkegiatan di bidang ekonomi demi terpenuhinya kebutuhan ekonomi masyarakat. Lembaga ekonomi lahir sebagai usaha manusia untuk menyesuaikan dirinya dengan alam dalam memenuhi kebutuhan hidup yang berkaitan dengan pengaturan bidang-bidang ekonomi dalam rangka memperoleh kehidupan yang sejahtera. Berdasarkan Pasal 33 UUD 1945, ada tiga lembaga perekonomian di Indonesia, yaitu (1) koperasi, (2) Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan (3) Badan Usaha Milik Swasta (BUMS).
Koperasi merupakan lembaga ekonomi yang berwatak sosial, sebagai usaha bersama yang berdasarkan asas kekeluargaan. BUMN adalah jenis bidang usaha dan produksi, yang diusahakan dan dikelola oleh negara secara langsung. BUMS adalah jenis bidang usaha dan produksi yang diusahakan dan dikelola oleh masyarakat atau swasta.
4.Lembaga Pendidikan
Menurut UU No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah "usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara".
Apakah yang dimaksud dengan lembaga pendidikan? Lembaga pendidikan merupakan lembaga atau tempat berlangsungnya proses pendidikan atau belajar mengajar yang dilakukan dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku individu menuju ke arah yang lebih baik melalui interaksi dengan lingkungan sekitar. Lembaga pendidikan merupakan lembaga yang bergerak di bidang pendidikan dan bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak didik.
Ada 3 jenis lembaga pendidikan yaitu (1) pendidikan formal, (2) nonformal, dan (3) informal. Pendidikan formal merupakan jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas 3 jenjang yaitu (1) pendidikan dasar, (2) pendidikan menengah, dan (3) pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar jalur formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Contoh pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
a. Pendidikan Formal (Lembaga Pendidikan Sekolah)
Apa yang dimaksud dengan pendidikan formal ? Pendidikan formal merupakan pendidikan yang dilakukan di sekolah yang diperoleh secara sistematis, teratur, bertingkat, dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas. Sekolah yang lahir dan berkembang secara efektif dan efisien dari dan oleh serta untuk masyarakat, merupakan perangkat yang berkewajiban untuk memberikan pelayanan kepada generasi muda dalam mendidik masyarakat. Jenis pendidikan formal terdiri atas pendidikan umum, kejuruan, vokasi, profesi, keagamaan, dan khusus.
b. Lembaga Pendidikan di Masyarakat (Pendidikan Nonformal)
Apa yang dimaksud dengan pendidikan nonformal ? Pendidikan nonformal diselenggarakan untuk kepentingan warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan, pendidikan nonformal berfungsi sebagai pengganti, penambah, atau menjadi pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Satuan pendidikannya terdiri atas lembaga kursus, kelompok belajar, lembaga pelatihan, pusat kegiatan belajar, majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis. Hasil dari pendidikan nonformal ini dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal, tapi setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah atau pemda dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.
c. Pendidikan informal (Lembaga Pendidikan Keluarga)
Apa yang dimaksud dengan pendidikan informal? Lembaga pendidikan informal adalah kegiatan pendidikan keluarga. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama yang ditemui karena dalam keluarga inilah seorang anak pertama kali mendapatkan didikan dan bimbingan. Pendidikan keluarga juga dikatakan sebagai lingkungan yang utama karena sebagian besar kehidupan anak berada dalam lingkungan keluarga.
5.Lembaga Budaya
Lembaga budaya merupakan lembaga publik dalam suatu negara yang berfungsi sebagai pengembangan ilmu pengetahuan, budaya, lingkungan, seni, dan pendidikan pada masyarakat pada suatu daerah atau negara. Contoh dari lembaga budaya adalah paguyuban seni dan budaya, masyarakat ilmiah, organisasi konservasi lingkungan, media cetak dan elektronik.
6.Lembaga Politik
Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasan dalam masyarakat, antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Dalam politik, terdapat lembaga politik yang menangani masalah-masalah administrasi dan tata tertib umum demi tercapainya keamanan dan ketenteraman masyarakat. Lembaga-lembaga politik yang ada di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945. Lembaga-lembaga politik tersebut adalah seperti berikut.
a. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
b. Presiden dan Wakil Presiden
c. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
d. Dewan Pertimbangan Agung (DPA)
e. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
f. Mahkamah Agung (MA)
g. Pemerintahan Daerah
Politik merupakan kegiatan yang berkaitan dengan masalah kekuasaan. Apa itu kekuasaan ? Kekuasaan adalah kemampuan untuk memengaruhi pihak lain hingga orang yang dikuasai itu mau menerima dan mengikuti kehendak orang yang berkuasa. Adanya kekuasaan cenderung bergantung pada hubungan antara yang berkuasa dan yang dikuasai. Kekuasaan selalu ada di dalam setiap masyarakat, baik yang susunannya masih sederhana maupun yang sudah kompleks. Bentuk dan penggunaan kekuasaan diatur oleh nilai dan norma sosial. Setiap masyarakat mempunyai nilai dan norma tersendiri yang mengatur bentuk dan penggunaan kekuasaan itu.
Nilai adalah gambaran tentang apa yang diinginkan, yang pantas, yang berharga, yang memengaruhi perilaku sosial orang yang memiliki nilai itu. Nilai menggambarkan suatu perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh masyarakat dianggap baik atau buruk, benar atau salah, penting atau tidak penting. Norma adalah patokan perilaku yang telah disepakati oleh masyarakat tertentu.
Nilai dan norma sosial pada masyarakat tidak selalu sama antara satu dengan yang lain karena nilai di masyarakat tertentu dianggap baik, tetapi belum tentu baik di masyarakat yang lain, hal itu menyebabkab lembaga politik yang terbentuk pun akan berbeda. Lembaga politik terlahir dari serangkaian nilai dan norma yang saling berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan akan kekuasaan, terutama kekuasaan pada tingkat negara.
Tanya Jawab tentang Jenis-Jenis Kelembagaan Sosial dalam Masyarakat
Apa saja jenis-jenis lembaga sosial yang ada di masyarakat?
Jawaban: Jenis-jenis lembaga sosial yang ada di masyarakat antara lain lembaga keluarga, lembaga pendidikan, lembaga agama, lembaga ekonomi, lembaga politik, lembaga kesehatan, dan lembaga keamanan.
Apa yang dimaksud dengan lembaga sosial?
Jawaban: Lembaga sosial adalah sebuah struktur formal atau informal dalam masyarakat yang memiliki tujuan tertentu dan aturan-aturan yang mengatur hubungan antara anggota masyarakat. Lembaga sosial dapat terdiri dari berbagai jenis, seperti lembaga keluarga, lembaga pendidikan, lembaga agama, lembaga ekonomi, dan sebagainya.
Apa peran lembaga sosial dalam masyarakat?
Jawaban: Peran lembaga sosial dalam masyarakat antara lain sebagai pengatur hubungan sosial antar individu dan kelompok, memfasilitasi kebutuhan dan kepentingan anggota masyarakat, serta membentuk nilai dan norma sosial dalam masyarakat.
Apa saja ciri-ciri lembaga sosial?
Jawaban: Beberapa ciri-ciri lembaga sosial antara lain memiliki aturan-aturan dan norma-norma yang mengatur perilaku anggotanya, memiliki tujuan tertentu dan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat, serta terdiri dari individu-individu atau kelompok-kelompok yang memiliki peran dan fungsi masing-masing.
10 bagaimanakah fungsi lembaga sosial secara umum?
Jawaban: Fungsi lembaga sosial secara umum antara lain sebagai pengatur hubungan sosial antar individu dan kelompok, sebagai fasilitator kebutuhan dan kepentingan anggota masyarakat, sebagai pembentuk nilai dan norma sosial dalam masyarakat, serta sebagai lembaga pembelajaran dan pengembangan keterampilan bagi individu dan kelompok dalam masyarakat.
Apa saja contoh lembaga keluarga?
Jawaban: Contoh lembaga keluarga antara lain adalah keluarga inti, keluarga besar, dan keluarga angkat.
Apa saja contoh dari lembaga pendidikan?
Jawaban: Contoh lembaga pendidikan antara lain adalah sekolah, perguruan tinggi, dan pusat pelatihan.
Apa tiga fungsi dari lembaga sosial?
Jawaban: Tiga fungsi dari lembaga sosial antara lain sebagai pengatur hubungan sosial antar individu dan kelompok, sebagai fasilitator kebutuhan dan kepentingan anggota masyarakat, serta sebagai pembentuk nilai dan norma sosial dalam masyarakat.
Apa contoh lembaga ekonomi?
Jawaban: Contoh lembaga ekonomi antara lain adalah pasar tradisional, perusahaan, bank, dan koperasi.
Apa contoh lembaga agama?
Jawaban: Contoh lembaga agama antara lain adalah gereja, masjid, kuil, dan vihara.
Apa contoh lembaga hukum?
Jawaban: Contoh lembaga hukum antara lain adalah pengadilan, kejaksaan, polisi, dan lembaga advokasi.
Apa yang dimaksud dengan lembaga sosial dan contohnya?
Jawaban: Lembaga sosial adalah sebuah struktur formal atau informal dalam masyarakat yang memiliki tujuan tertentu dan aturan-aturan yang mengatur hubungan antara anggota masyarakat. Contoh dari lembaga sosial antara lain lembaga keluarga, lembaga pendidikan, lembaga agama, lembaga ekonomi, dan sebagainya.
Jelaskan jenis-jenis lembaga sosial dan apa fungsinya?
Jawaban: Jenis-jenis lembaga sosial yang ada di masyarakat antara lain lembaga keluarga, lembaga pendidikan, lembaga agama, lembaga ekonomi, lembaga politik, lembaga kesehatan, dan lembaga keamanan. Fungsinya masing-masing adalah sebagai berikut: lembaga keluarga sebagai tempat individu untuk belajar nilai-nilai sosial, lembaga pendidikan sebagai lembaga pembelajaran dan pengembangan keterampilan, lembaga agama sebagai pembentuk nilai dan norma sosial dalam masyarakat, lembaga ekonomi sebagai pengatur dan pengendali kegiatan ekonomi dalam masyarakat, lembaga politik sebagai pengatur dan pengendali kegiatan politik dalam masyarakat, lembaga kesehatan sebagai tempat individu untuk memperoleh layanan kesehatan, dan lembaga keamanan sebagai pengatur dan pengendali kegiatan keamanan dalam masyarakat.
Apa saja yang mempengaruhi lembaga sosial?
Jawaban: Beberapa faktor yang mempengaruhi lembaga sosial antara lain budaya, sejarah, agama, politik, dan kondisi ekonomi dalam masyarakat.
Apa yang dimaksud dengan lembaga sosial?
Jawaban: Lembaga sosial adalah sebuah struktur formal atau informal dalam masyarakat yang memiliki tujuan tertentu dan aturan-aturan yang mengatur hubungan antara anggota masyarakat.
Apa saja jenis-jenis lembaga?
Jawaban: Jenis-jenis lembaga antara lain lembaga sosial, lembaga politik, lembaga ekonomi, lembaga hukum, dan sebagainya. Setiap jenis lembaga memiliki tujuan, aturan, dan fungsi yang berbeda-beda dalam masyarakat.
No comments:
Post a Comment