Kalian sudah mempelajari jenis-jenis SDA dan persebaran potensinya di Indonesia di artikel sebelumnya bukan ? Jika belum silahkan baca disini.
Keunggulan komparatif jika kita lihat dari kacamata ekonomi, bisa jadi positif atau bahkan menjadi negatif.
Misalnya: jika produk olahan makanan yang ada di Jawa Timur, membajiri hasil produksinya secara nasional, maka akan menyebabkan industri olahan makanan yang ada di provinsi lain, akan menjadi lesu karena kalah bersaing dengan harga yang ditawarkan.
a. Sumber Daya Alam Hayati Antar Region
Tahukah kalian apa saja yang termasuk SDA hayati ? Berikut ini akan dijelaskan, bagimana keunggulan potensi SDA hayati region/wilayah di Indonesia.
1) Pertanian
Indonesia sudah terkenal sejak dulu sebagai negara agraris. Tanaman yang awalnya dibudidayakan di kebun atau pekarangan (Hortikultura), berasal dari bahasa Latin: “hortus” (tanaman kebun, dan “cultura/colere”). Contohnya: tanaman sayur, buah, obat, dan bunga. Buah durian yang termasuk dalam familia Bombaceae, asalnya adalah dari daerah tropis di Asia (Malaysia) kemudian menyebar ke Asia Tenggara kemudian ke berbagai belahan dunia. Negara-negara yang menjadi pesaing Indonesia sebagai penghasil buah durian, adalah: Thailand dan Malaysia. Adapun sentra produksi durian di Indonesia, adalah: Sumatera Utara, Riau, Jambi, DI Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan Barat. Varietas yang direkomendasikan untuk dibudidayakan, adalah: sunan, sukun, petruk, kane, sitokong, mas, matahari, dan hepe.
Pada masa lalu, Pemerintah kolonial Belanda bahkan sudah menyadari potensi Indonesia sebagai negara swasembada pangan, mereka membangun irigasi-irigasi untuk mengairi sawah. Tanaman padi merupakan salah satu tanaman pangan yang paling populer di Indonesia , karena jumlah konsumsinya paling banyak diminati, bahkan sampai diimpor dari negara tetangga. Tapi perlu kalian ketahui, bahwa ada juga yang diekspor, misalnya: beras organik dari Sragen.
Tanaman pangan di Indonesia tidak hanya bergantung pada padi, karena makanan pokok orang Indonesia itu bermacam ragam. Contoh tanaman pangan, adalah: padi, jagung, kacang, kedelai, kentang, ubi, dan lain-lain. Di Kabupaten Gunung Kidul, DIY, masyarakay Gunung Kidul mengembangkan ubi untuk diolah menjadi: tiwul, gaplek, dan gatot, untuk memenuhi kebutuhannya. Hal itu dikarenakan tanahnya kurang sesuai untuk ditanami padi.
2) Kehutanan
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 17 ribu pulau yang terdiri dari 193 juta ha daratan dan 500 juta ha lautan. Selain itu, Indonesia juga menguasai 10% tumbuhan, 17% burung, 12% mamalia, 16% reptil/amphibi, dan lebih dari 25% ikan di dunia. Secara faktual, kekayaan hutan Indonesia adalah hutan tropis terbesar kedua di dunia setelah Brazil. Di samping itu, hutan di wilayah Indonesia merupakan salah satu paru-paru dunia yang berfungsi sebagai filter dalam mengurangi pemanasan global secara signifikan.
Hasil produksi utama dari hutan Indonesia adalah: kayu bulat. Kayu bulat merupakan semua kayu bulat yang ditebang atau dipanen yang dapat dijadikan sebagai bahan baku produksi pengolahan kayu hulu (IPKH). Produksi kayu bulat ini dihasilkan dari hutan alam di Indonesia melalui kegiatan perusahaan Hak Penguasaan Hutan (HPH) dan kegiatan Izin Pemanfaatan Kayu (IPK) dalam rangka pembukaan wilayah hutan, dan dari hutan tanaman lewat kegiatan perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI), dan terakhir, dari kegiatan hutan rakyat.
Kalimantan memiliki kayu yang sangat membanggakan, namanya: Kayu Ulin. Kayu ulin yang dalam bahasa Inggrisnya: Iron Wood, memiliki kekuatan seperti besi, dan kalau direndam di air maka kayu Ulin akan semakin kokoh. Kayu ulin menjadi sarana perumahan yang paling cocok untuk digunakan pada daerah rawa atau basah di pedalaman Kalimantan.
Jati merupakan sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohonnya besar, berbatang lurus dan dapat tumbuh sampai mencapai tinggi 30-40 m, berdaun besar yang luruh di musim kemarau. Jati dikenal dunia dengan nama teak (bahasa Inggris). Di Indonesia, Kabupaten Blora dikenal sebagai daerah penghasil kayu jati terbaik di dunia.
Kayu jati menjadi komoditas penting di Blora, sebab 49,66% dari luas Kabupaten Blora merupakan hutan yang terbagi atas tiga kesatuan administrasi Pemangku Hutan (KPH), yaitu: KPH Randublatung, KPH Cepu, dan KPH Blora. Komoditi ini kemudian banyak diolah menjadi berbagai kerajinan masyarakat khas daerah yang tersebar diseluruh wilayah Blora.
Kita boleh berbangga sebagai masyarakat dari negara yang kaya atas sumber bahan baku kayu. Organisasi Perkayuan Tropis Internasional (International Tropical Timber Organization/ITTO), memperkirakan bahwa produksi kayu bulat Indonesia mencapai 30 juta meter kubik per tahun. Sebagai gambaran, jika ditumpuk di kapal tongkang setinggi 10 meter, diperkirakan akan dibutuhkan lebih kurang 10.000 kapal tongkang.
Disamping industri kayu, hutan Indonesia memiliki hasil hutan lainnya, seperti: rotan, tumbuhan obat, getah, dan bambu, yang secara umum lebih dikenal sebagai hasil hutan non kayu. Bambu yang dikumpulkan dari tumbuhan liar digunakan secara luas di Indonesia untuk: bahan bangunan, penyangga bangunan, tabung masak, keranjang, tikar, tempat air dan pipa saluran, senjata, penangkap ikan, alat musik, dan sebagai salah satu sumber bahan baku bubur kayu dan kertas. Sementara itu, rebung muda dari bambu dapat dimasak sebagai sayur yang sangat berguna untuk kesehatan. Produk getah-getahan yang dihasilkan beberapa jenis tanaman hutan, sangat berpotensi untuk dijadikan sumber pendapatan negara, seperti: resin, terpentin, dan latex.
Hasil hutan non kayu tersebut bisa dibilang sangat menguntungkan, karena dari satu jenis saja, kita dapat memanfaatkan bagian-bagian dari suatu jenis tumbuhan tersebut baik itu daunnya, akarnya, maupun buahnya. Hasil hutan non kayu digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan, sebagai barang-barang penghias, bahkan sebagai obat-obatan. Berikut ini adalah beberapa contoh hasil hutan non kayu beserta potensi yang dimiliki.
- Potensi Rotan
Hutan rotan di Papua merupakan habitat alam rotan terbesar di Indonesia dengan luas sebesar 2.215.625 ha. Berdasarkan hasil orientasi/cruising, sebaran hutan rotan berada di Kabupaten Nabire, Jayapura, Manokwari, dan Merauke.
- Sagu
Sebagian besar tegakan sagu tumbuh pada daerah gambut pantai. Hutan sagu di Provinsi Papua, luasnya sekitar 4.769.548 ha dan diperkirakan telah dimanfaatkan secara tradisional sekitar 14.000 ha. Sebaran hutan sagu di Papua berada di wilayah Kabupaten Sorong, Manokwari, Jayapura, Merauke, dan Yapen Waropen.
- Nipah
Nipah berpotensi sebagai sumber pangan alternatif selain pada. Kandungan gizi gula nipah cukup baik, yaitu: kabohidrat (89,61%), protein (5,95%), kadar Ca (44,58 mg/kg), dan kalori (3.172 cal/gr). Tepung nipah mengandung serat yang tinggi dengan kandungan lemak dan kalori rendah, nipah berpotensi untuk dijadikan makanan bagi orang yang melakukan diet. Pemanfaatan nipah masih berupa pemanfaatan daun dan buah, sedangkan pemanfaatan untuk skala industri masih terbuka luas.
3) Perikanan
Indonesia memiliki luas wilayah laut yang lebih besar dari jumlah luas daratan. Sektor kelautan dan perikanan Indonesia, memiliki potensi yang sangat besar dan dapat diandalkan menjadi salah satu penggerak utama perekonomian nasional. Potensi ekonomi kelautan dan perikanan Indonesia, diperkirakan mencapai 1,2 triliun dollar AS setiap tahunnya. namun demikian, potensi kelautan dan perikanan Indonesia yang baru dimanfaatkan diperkirakan masih kurang 10%. Menurut studi McKinsey Global Institute, ekonomi Indonesia diproyeksikan akan menjadi yang ke-7 dunia pada tahun 2030 dengan empat besar setor yang akan menjadi penopang utamanya, yaitu: sumber daya alam, pertanian, perikanan, dan jasa.
a) Komoditi Laut Indonesia
Salah satu komoditi di bidang perikanan laut Indonesia, adalah: ikan tuna. Ikan tuna hampir terdapat disemua kawasan perairan Indonesia. Ikan tuna yang besar, biasanya dapat dijumpai dikawasan yang memiliki laut dalam. Beberapa perairan yang menjadi pusat ikan tuna di Indonesia, adalah: Laut Bali, Laut Sewu, Laut Flores, Laut Arafuru, dan Laut Banda. Daerah yang terkenal sebagai kawasan fishing ground ikan tuna, banyak terdapat di perairan Sumatera bagian Selatan dan Barat. Selain itu, bisa ditemukan juga di Selatan Jawa, Bali, Laut Maluku, Nusa Tenggara, dan Laut Banda, ini menunjukkan bahwa hampir semua perairan Indonesia terdapat ikan tuna. Perlu kita ketahui, Bali merupakan pemasok terbesar ikan tuna segar di dunia dengan tujuan utama ke negara Jepang.
b) Komoditi Air Tawar Indonesia
Peluang bisnis dari budidaya ikan air tawar juga masih sangat tinggi, pada tahun 2012 konsumsi ikan per kapita penduduk dunia akan mencapai 19,6 kg/tahun. meskipun sebagian besar konsumsi ikan saat ini dipasok oleh hasil perikanan laut, namun diperkirakan pada tahun 2018 produksi ikan air tawar akan menyalip produksi perikanan tangkap (ikan laut). Karena perikanan tangkap yang ada pada saat ini sudah overfishing, sehingga ikan di laut semakin sulit untuk didapatkan. Bahkan, para peneliti meramalkan pada tahun 2048, tak ada lagi ikan untuk ditangkap.
Indonesia memiliki danau penghasil ikan air tawar terbesar di dunia. Di Wajo Sulawesi Selatan, Danau Tempe merupakan penghasil ikan air tawar paling besar di dunia.
Ikan gurame, merupakan spesies ikan air tawar yang paling populer untuk konsumsi. Ikan gurame adalah ikan air tawar asli Indonesia. Di Indonesia, kota Tasikmalaya terkenal sebagai daerah pemasok gurame. Pemerintah Jawa Barat memang serius mengembangkan budidaya ikan tawar tersebut, karena kondisi geografisnya mendukung untuk budidaya ikan gurame. Tidak hanya gurame, Jawa Barat juga dikenal dengan pengembangan bibit ikan mas yang berkualitas.
Ikan arwana, botia, dan cupang, merupakan jenis ikan hias air tawar asal Indonesia yang menjadi favorit di luar negeri. Ikan Arwana dan botia, merupakan dua jenis ikan asli habitat Indonesia. Ada tiga jenis ikan arwana, yaitu: (1) arwana jardini dari Papua, (2) arwana super-red dan hijau dari Kalimantan, serta (3) arwana golden-red dari Sumatera, Riau, Jambi, dan Kalimantan. Sentra pengembangan ekspor ikan hias terbesar di Indonesia, berada di Cibinong (Cibinong Raiser). Raiser sangat strategis, karena aspek budidaya ikan hias air tawar terkonsentrasi di Jawa Barat serta Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi). Selain itu, telah dibangun juga sub-Raiser di Blitar Jawa Timur dan Yogyakarta untuk pengembangan dan peningkatan produksi ikan hias.
c) Komoditi Air Payau Indonesia
Saat ini budidaya air payau, khususnya tambak dengan komoditas udang dan ikan bandeng, masih menjadi unggulan di Indonesia. Ikan bandeng adalah salah satu jenis ikan yang dapat dengan mudah dibudidayakan di laut maupun di tambak. Ikan yang dikenal dengan nama “milk fish” ini, banyak ditemui hasil pembudidayaannya di Pulau Jawa. Bandeng juga menjadi komoditas unggulan di Provinsi Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan. Di Pulau Sumatera, produksi bandeng tertinggi berada di Aceh dan Lampung.
Komoditi air payau paling berprospek kedua, adalah: udang windu. Merupakan jenis udang yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Udang yang nama ilmiahnya “penaeus monodon” ini sempat ambruk akibat serangan hama penyakit, tetapi saat ini mulai bangkit dan berkembang sangat baik diberbagai wilayah nusantara. Sentra budidaya udang windu sendiri, terletak di Provinsi Jawa Barat, Sumatera Selatan, dan Sulawesi Selatan.
Berikutnya adalah ikan belanak. Tidak banyak orang yang mengetahui ikan belanank ini, padahal sudah banyak dibudidayakan di Pulau Jawa dan sebagian Pulau Kalimantan.
Selain itu, kepiting juga sudah dapat dibudidayakan, meski belum begitu pesat karena komoditas jenis ini masih belum dikenal luas. Padahal, pasaran keeping masih sangat luas dan nilai jualnya sangat tinggi. Kepiting adalah salah satu makanan favorit pada restoran-restoran seafood. Sentra budidaya kepiting di Indonesia terdapat di Provinsi Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Timur.
4) Komoditi Peternakan
Indonesia adalah negara dengan mayoritas muslim terbesar di dunia, hal ini menjadikan Indonesia sebagai pasar yang potensial untuk sektor pangan dan ternak. Jumlah umat Islam 207 juta dari sekitar 259 juta jiwa total penduduk Indonesia, bila 10% saja melaksanakan kewajiban kurban, maka dibutuhkan 20,7 juta lebih ternak setiap tahunnya. Sungguh, merupakan pasar yang besar. Ironisnya, ketergantungan Indonesia sangat besar terhadap impor dari negara asing. Importir beralasan, bahwa: “populasi dan produksi ternak di dalam negeri belum cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional”. Sehingga, kebutuhan impor bisa menjadi solusi. Terlepas dari pendapat yang mendukung dan kontra, maka perhatian terhadap peternakan sangat penting di Indonesia.
b. Sumber Daya Hayati dan Non Hayati antar region
1) Keunggulan Sumber Daya Energi Indonesia
Wilayah Indonesia yang demikian luas, terkandung sumber daya alam dan potensi energi yang melimpah, baik di dalam permukaan tanah maupun di atas permukaan tanah. Dalam perut bumi Indonesia, terkandung: mineral, batu bara, gas, dan minyak bumi, yang merupakan hasil proses fosil berjuta tahun yang lalu. Sumber daya energi tersebut merupakan campuran yang sangat kompleks dari senyawa-senyawa hidrokarbon dan unsur lain dalam jumlah kecil, seperti: belerang, nitrogen, oksigen, vanadium, nikel, besi, tembaga, air dan garam-garam. Sabuk gunung api Pasifik yang melintas Pulau Sumatera, Jawa, hingga ke Timur, merupakan potensi kekayaan lain dari bumi Indonesia. Dalam hal sumber daya energi, keadaan tersebut menyimpan potensi kandungan energi panas bumi yang melimpah.
Energi adalah modal dasar dalam melakukan pembangunan nasional. Setiap kegiatan di era modern ini, memerlukan energi untuk menunjangnya. Ketersediaan sumber energi, mutlak diperlukan untuk menjalankan berbagai aktivitas dalam kehidupan kita.
Energi dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dalam berbagai bentuk, seperti: bahan bakar minyak yang dipakai pada kendaraan bermotor, dan listrik yang dipakai untuk menghidupkan berbagai perangkat (mesin, televisi, komputer, lampu, dsb).
Kebutuhan energi di Indonesia semakin meningkat, dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan oleh pertambahan jumlah penduduk Indonesia yang terus meningkat, pembangunan industri yang semakin pesat, dan pembangunan wilayah yang terus terjadi di Indonesia.
Potensi sumber daya energi di Indonesia cukup melimpah, mulai dari sumber daya energi tak terbarukan yang berasal dari fosil, seperti: minyak bumi, batu bara, dan gas alam. Indonesia memiliki banyak potensi sumber daya energi terbarukan, dibandingkan dengan sumber energi yang berasal dari fosil. Sumber energi terbarukan adalah sumber energi yang dapat diperbarui lagi dan ketersediaannya melimpah di dalam seperti: sinar matahari, angin, air, dan panas bumi. Sumber energi terbarukan, tidak dapat langsung dipakai melainkan harus diolah terlebih dahulu menjadi bentuk yang lain agar dapat dimanfaatkan.
Mari kita cermati lebih mendalam tentang keunggulan potensi sumber daya alam antar region di Indonesia pada beberapa sumber energi terbarukan berikut.
a) Sinar Matahari
Wilayah Indonesia terletak disepanjang garis khatulistiwa. Menurut para ahli, wilayah ini termasuk wilayah tropis yang memiliki keunggulan dalam hal penyinaran matahari. Sepanjang tahun, wilayah tropis selalu terkena oleh cahaya matahari selama kurang lebih 10-12 jam per hari. Potensi sinar matahari di Indonesia ini sangat perlu dimanfaatkan, mengingat total intensitas rata-rata 4,5 kWh per meter persegi per hari. Pemanfaatan sumber energi dari sinar matahari di Indonesia diwujudkan dalam bentuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Di Indonesia, suda ada beberapa PLTS yang dibangun, seperti: PLTS di Daruba Morotai, dan PLTS Bali.
b) Angin
Wilayah Indonesia yang berada disekitar daerah ekuator, merupakan pertemuan sirkulasi: Hadley, Walker, dan lokal. Kedua sirkulasi tersebut, berpengaruh terhadap pola pergerakan udara di Indonesia. Kondisi ini menyebabkan angin dapat dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif sumber energi di Indonesia. Beberapa lokasi di Indonesia, merupakan ladang angin yang bisa digunakan untuk menghasilkan energi listrik hingga 900 megawatt. Namun demikian, sirkulasi Walker dapat berpengaruh terhadap kejadian El-Nino dan La-Nina. Sementara itu, sirkulasi Hadley berpengaruh terhadap kondisi iklim lokal di Indonesia.
Lokasi ladang angin tersebut, antara lain: dibagian Selatan Pulau Jawa, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Timur. Namun saat ini, baru dua pembangkit listrik tenaga angin, yaitu: di Papua dan Sulawesi Selatan.
c) Panas Bumi (geothermal)
Indonesia mempunyai potensi geothermal yang sangat besar, karena terletak dikawasan cincin api (ring of fire) dunia. Kondisi ini mengakibatkan di wilayah Indonesia, tersebar rangkaian gunung api dari ujung Pulau Sumatera sampai dengan wilayah Timur Indonesia. Keberadaan banyak gunung api di Indonesia berakibat pada tingginya potensi sumber panas bumi. Indonesia secara geologis terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama, yaitu: Lempeng Eropa-Asia, India-Australia, dan Pasifik, yang berperan dalam proses pembentukkan gunung api di Indonesia. Manifestasi panas bumi yang berjumlah tidak kurang dari 244 lokasi, tersebar di: Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Maluku, Sulawesi, Halmahera, Papua, dan Kepulauan Nusa Tenggara.
Wawasan
Indonesia memiliki total 40% potensi geothermal yang ada di dunia. Namun, potensi yang baru dikembangkan hanya sebesar 4% dari total potensi yang ada. Salah satu negara yang sukses memanfaatkan sumber geothermal sebagai pembangkit listrik adalah Selandia Baru, negara yang terletak di bagian Tenggara Indonesia.
Panas bumi dapat dimanfaatkan menjadi salah satu alternatif sumber energi di Indonesia, melalui pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi (geothermal) yang biasa disingkat PLTG. Pemanfaatan potensi panas bumi, memiliki beberapa keuntungan, yaitu: ramah lingkungan dan ketersediaannya sangat melimpah di Indonesia. Beberapa PLTG yang sudah beroperasi di Indonesia, antara lain: PLTG Sibayak, PLTG Dieng, dan PLTG Gunung Salak.
Selama ini, penggunaan energi tak terbarukan di Indonesia lebih dominan jika dibandingkan dengan penggunaan energi terbarukan. Penggunaan kendaraan berbahan bakar minyak, jumlahnya jauh di atas penggunaan kendaraan berbahan bakar listrik. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan, karena sumber energi tak terbarukan ketersediaannya semakin menipis. Oleh sebab itu, mulai dari sekarang kitak tidak boleh selalu tergantung dengan bahan bakar minyak yang tak terbarukan. Indonesia masih banyak memiliki sumber energi terbarukan yang sangat potensial untuk dikembangkan.
Renungkan
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, terutama sumber energi terbarukan. Sampai saat ini, Indonesia masih belum mengembangkan sumber daya energi terbarukan secara maksimal. Indonesia masih bergantung pada sumber energi yang berasal dari fosil. Seringnya terjadi kenaikan harga sumber energi fosil dikarenakan ketersediaannya semakin menipis. Bagaimanakah upaya yang dapat dilakukan agar sumber energi terbarukan ini dapat dimaksimalkan oleh masyarakat Indonesia untuk memenuhi kebutuhannya ?
2) Keunggulan Sumber Daya Perairan di Indonesia
Sejak Dewan Maritim Indonesia Departemen Kelautan dan Perikanan berdiri pada tahun 1999, geliat pembangunan kelautan mulai menunjukkan hasilnya. Dari perspektif geopolitik, hukum, dan perundangan di bidang kelautan telah disusun dan disempurnakan, seperti penyempurnaan UU No. 9/1985 mengenai Perikanan yang telah diundangkan sejak 6 Oktober 2004 menjadi UU No. 31/2004 mengenai perikanan, RUU Perhubungan Laut, RUU Pengelolaan Wilayah Pesisir, RUU Kelautan, PP No. 38/2002 mengenai Pengelolaan Pulau-pulau Terluar dan Wilayah Perbatasan.
Inventarisasi jumlah, penamaan, penyusunan basis data secara elektronik, dan pembangunan pulau-pulau kecil pun mulai digiatkan sejak awal tahun 2000. Berkat kerja sama sinergis antar intansi terkait, antara lain Departemen Kelautan dan Perikanan, Dishidros TNI AL, Bakosurtanal, Departemen Dalam Negeri, dan Departemen Luar Negeri, kita pun telah berhasil mempublikasikan peta NKRI sejak 2 Mei 2003.
Dari perspektif geoekonomi, pembangunan ekonomi kelautan di sektor perikanan, perhubungan laut, pariwisata bahari, pertambangan, dan industri maritim pun terus mengalami perbaikan. Namun, perbaikan pembangunan ekonomi di berbagai sektor kelautan itu masih jauh lebih kecil dibandingkan potensinya. Oleh sebab itu, perlu di cari berbagai terobosan untuk mendayagunakan sumber daya kelautan secara optimal dan lestari sebagai keunggulan kompetitif bangsa. Keunggulan kompetitif suatu bangsa yang sejati adalah keunggulan kompetitif yang dibangun atas dasar keunggulan komparatif yang dimiliki bangsa itu melalui penerapan iptek dan manajemen propesional serta aklak mulia.
Mengingat potensi pengadaan Indonesia dalam hal sumber daya dan jasa–jasa kelautan sangat besar serta permintaan pada sumber daya kelautan itu terus meningkat, maka kekayaan laut seharusnya dapat menjadi keunggulan kompetitif Indonesia, yang dapat mengantar menjadi bangsa yang maju, makmur, dan mandiri.
Perairan di Indonesia, lebih luas dibandingkan dengan daratannya. Kondisi ini menyebabkan potensi sumber daya laut, sangat melimpah di Indonesia.
a) Sungai
Indonesia memiliki sangat banyak sungai dan anak-anak sungai yang berpotensi untuk menyediakan sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan air bagi masyarakat. Penyediaan air berkaitan erat dengan berapa potensi/ketersediaan sumber daya air yang tersedia pada suatu daerah. Perhatikan sungai-sungai di Indonesia dan panjang penggalan sungai yang dapat dilayari.
b) Danau
Jumlah danau di Indonesia, mencapai ribuan. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup, diperkirakan sebanyak 840 danau besar dan 735 danau kecil. Dari total jumlah tersebut, danau di Indonesia mampu menampung hingga 500 km3 air, atau 72% dari total persediaan air permukaan di Indonesia. Daya tamping air yang cukup besar tersebut, maka danau menjadi andalan persediaan air untuk: sektor pertanian, sumber air baku masyarakat, perikanan, PLTA, pariwisata, dan lain sebagainya.
c) Air Tanah
Potensi air tanah tergantung pada faktor: geologi, geomorfologi, dan iklim. Di Indonesia, terutama di lereng-lereng pegunungan, wilayah cekungan, dan dataran aluvial, mempunyai potensi air tanah yang tinggi di Indonesia.
Renungkan
Wilayah Indonesia yang luas mengakibatkan pengamanan menjadi hal yang sulit dilakukan, teritama di daerah-daerah perbatasan. Coba kalian cermati, banyak sekali kasus pencurian sumber daya alam Indonesia yang dilakukan oleh negara lain, seperti: pencurian hasil hutan dan pencurian ikan. Pencurian sumber daya tersebut dampaknya sangat merugikan negara Indonesia. Seharusnya sumber daya tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, akan tetapi hilang akibat dicuri oleh negara lain. Bagaimanakah upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi hal tersebut ? Salah satu upaya pemerintah saat ini adalah dengan menembak kapal-kapal ilegal fishing sampai tenggelam, hal itu dilakukan untuk memberikan efek jera kepada perampok-perampok sumber daya alam Indonesia.
yak, tinggal kita bangun SDM berkualitas di negeri ini untuk mengelola itu semua.jangan cuma protes SDA kita dikelola pihak luar sedangkan kita tak bisa mengelolanya :)
ReplyDeleteizin copas untuk tugas kuliah ya gan :) terima kasih..
ReplyDelete