Lain halnya dengan Stevenson (2001) yang mendefinisikan motivasi sebagai insentif, dorongan, atau stimulus untuk bertindak dimana motivasi adalah semua hal verbal, fisik atau psikologis yang membuat seseorang melakukan sesuatu sebagai respon.
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow (1954) pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu : (1) kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex; (2) kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual; (3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs); (4) kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada biasanya tercermin dalam berbagai simbol- simbol status; dan (5) aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
Kebutuhan-kebutuhan yang disebut pertama (fisiologis) dan kedua (keamanan) kadang-kadang dikelompokkan dengan cara lain, misalnya dengan menggolongkannya sebagai kebutuhan primer, sedangkan yang lainnya dikenal pula dengan klasifikasi kebutuhan sekunder. Terlepas dari cara membuat klasifikasi kebutuhan manusia itu, yang jelas adalah bahwa sifat, jenis dan intensitas kebutuhan manusia berbeda satu orang dengan yang lainnya sebab manusia adalah individu yang unik. Juga jelas bahwa kebutuhan manusia itu tidak hanya bersifat materi, akan tetapi bersifat psikologikal, mental, intelektual dan bahkan juga spiritual. motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal atau eksternal. Termasuk pada faktor internal adalah : (a) persepsi seseorang tentang diri sendiri; (b) harga diri; (c) harapan pribadi; (d) kebutuhaan; (e) keinginan; (f) kepuasan kerja; (g) prestasi kerja yang dihasilkan.
Teori motivasi juga dikembangkan oleh David McClelland. Dalam teori ini, banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui motivasi memenuhi kebutuhan manusia dalam berprestasi. Kebutuhan untuk berprestasi ini ada sebab orang-orang mempunyai dorongan kuat untuk berhasil. Mereka lebih mengejar prestasi pribadi ketimbang imbalan pada keberhasilannya. Mereka bergairah untuk melakukan sesuatu lebih baik dan lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Mc Clelland menemukan bahwa mereka dengan dorongan prestasi tinggi berbeda dari orang lain dalam keinginan kuat mereka untuk melakukan hal-hal dengan lebih baik. Mereka mencari kesempatan-kesempatan dimana mereka mempunyai tanggung jawab pribadi dalam menemukan jawaban-jawaban pada masalah. Mereka yang mempunyai kebutuhan berprestasi lebih suka pekerjaan-pekerjaan yang dimana mereka mempunyai tanggung jawab pribadi, akanakan mendapat balikan dann tugas pekerjaannya mempunyai resiko yang sedang. Dalam penelitiannya, Mc Clelland menemukan bahwa mereka yang mempunyai kebutuhan untuk berprestasi paling tinggi adalah para wirausahawan yang berhasil. Sebaliknya dia tidak menemukan adanya manajer dengan kebutuhan prestasi tinggi.
Kebutuhan untuk berkuasa juga adalah kebutuhan dari teori Mc Clelland, kebutuhan berkuasa adalah adanya keinginan yang kuat untuk mengendalikan orang lain, untuk mempengaruhi orang lain, dan untuk mempunyai akibat pada orang lain. Orang yang ingin kekuasaannya besar adalah mereka yang suka untuk menjadi pemimpin.
Kebutuhan untuk berafiliasi adalah trori ketiga milik Mc Clelland, kebutuhan ini yang paling sedikit memperoleh perhatian untuk diteliti. Orang dengan kebutuhan berafiliasi tinggi adalah orang yang berusaha memperoleh persahabatan. Mereka ingin disukai orang lain dan menghindari konflik.” Berdasarkan semua teori itu dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah semua kekuatan yang memberi energy, daya, arah, dan dorongan untuk melakukan atau tidak melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan, baik pemenuhan kebutuhan atau pencapaian kepuasan.
Adapun jenis motivasi menurut Davis dan New Strom (1996) adalah prestasi, afiliasi, kompetensi, dan kekuasaan.
- Motivasi prestasi (achievement motivation), adalah dorongan dalam diri seseorang untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam mencapai tujuan. Entrepreneur yang berorientasi dan bekerja keras apabila mereka memandang bahwa mereka akan mendapat kebanggaan pribadi atas upaya mereka, apabila hanya ada sedikit resiko gagal, dan apabila mereka memperoleh balikan spesifik mengenai prestasi diwaktu lalu.
- Motivasi afiliasi (affiliation motivation), adalah dorongan untuk berhubungan dengan orang-orang atas dasar social. Orang-orang yang bermotivasi afiliasi bekerja lebih baik apabila mereka dipuji sebab sikap dan kerja sama mereka yang menyenangkan.
- Motivasi kompetensi (competence motivation), adalah dorongan untuk mencapai keunggulan kerja, meningkatkan ketrampilan dalam memecahkan masalah, dan berusaha keras untuk inovatif. Umumnya, mereka cenderung melakukan pekerjaan dengan baik sebab kepuasan batin yang mereka rasakan dari melakukan pekerjaan itu dan penghargaan yang diperoleh dari orang lain.
- Motivasi kekuasaan (power motivation), adalah dorongan untuk mempengaruhi orang-orang dan mengubah situasi. Orang-orang yang bermotivasi kekuasaan ingin menimbulkan akibat dan mau memikul resiko untuk melakukan hal itu.
No comments:
Post a Comment