Friday, 11 September 2015

Contoh Makalah : Keragaman Jenis Flora di Papua

Sejarah Geologi pembentukan Pulau Papua yang rumit serta pengaruh ciri fisiografi mengakibatkan Tanah Papua mempunyai lingkungan habitat dengan zona-zona vegetasi terlengkap di Asia-Pasifik mulai dari daerah pantai hingga alpin. Karena adanya pengaruh adaptasi, mengakibatkan tumbuhan Papua mempunyai karakter-karakter yang sangat unik, keadaan ini telah menciptakan kekayaan tumbuhan yang sangat tinggi di Tanah Papua

Menurut Pigram dan Davis (1987), faktor penyebab utama tingginya keragaman hayati dan endemisitas tumbuhan dan fauna di Papua adalah sejarah pembentukan pulau itu. Pulau New Guinea mempunyai 32 lempengan tektonik, setiap lempengan mempunyai karakteristik khusus sehingga mempengaruhi jenis tumbuhan yang hadir diatasnya. Selain itu wilayah geografis Papua yang berbentuk pulau menyebabkan daerah ini mempunyai keragaman jenis tumbuhan yang tidak dimiliki oleh daerah lain di Indonesia sebab adanya isolasi geografi berupa jarak (hamparan dataran), gunung dan laut yang cukup luas. Keragaman jenis tumbuhan di Papua juga sangat dipengaruhi oleh faktor biogeografi pulau yang khas serta faktor-faktor fisik lainnya.

Tanah Papua (Provinsi Papua dan Papua Barat) mempunyai hutan dataran rendah terbesar di Asia Tenggara yang masih murni dan mengandung kekayaan dan keanekaragaman kehidupan yang tidak ada taranya. Tanah Papua juga adalah salah satu misteri (sesuatu yang tidak diketahui) terakhir di dunia yang paling besar.... Yang menantang untuk dipahami, merangsang untuk dijelajahi dan menantang pula untuk dikembangkan (Petocz, 1987).

Secara umum lingkungan tumbuhan Tanah Papua dikenal dengan sebutan ”Papuasia”. Perbandingan tingkat keanekaragaman jenis tumbuhan Tanah Papua (Papuasia) dengan beberapa daerah di kawasan di Indonesia secara singkat dapat ditampilkan sbb:
  1. Sumatera (Andalas) : antara 8.000-10.000 spesies
  2. Kalimantan (Borneo) : antara 10.000-15.000 spesies namun berbeda dari sumber lainnya yang memperkirakan 25.000 jenis tanaman berpembuluh
  3. Jawa (Java) : diperkirakan mencapai 4.500 spesies tanaman ber-pembuluh
  4. Sulawesi (Celebes) : diperkirakan 5.000 spesies tanaman tinggi dan 2.100 jenis diantaranya tanaman berkayu.
  5. Maluku (Moluccas) : belum dapat diperkirakan jumlahnya hanya tercatat 15.000 koleksi yang berasal dari maluku dan 2.900 berasal dari Maluku Utara
  6. Kepulauan sunda kecil : belum dapat diperkirakan jumlahnya Perbandingan jumlah koleksi herbarium di Tanah Papua dan beberapa daerah di Indonesia pada masa penjajahan kolonial Belanda tahun 1817 - 1950 (Steenis- Kruseman, Cyclopedia of Botanical Exploration in Malesia, Flora Malesia I (1). 1950) dan masa pemerintahan Indonesia tahun 1950-2008.
Contoh Makalah : Keragaman Jenis Flora di Papua
Hampir setengah abad Papua berintegrasi dengan RI, belum banyak penelitian tentang keanekaragaman jenis tumbuhan dan potensi lokal masyarakat adat sehubungan dengan pemanfaatan tanaman hutan. Padahal hasil penelitian ini adalah inti dari keterlibatan masyarakat adat dalam pengelolaan hutan, sumber informasi untuk pemanfaatan dan pengembangan sumberdaya baru yang masih potensial.

A. Fitogeografi Flora di Tanah Papua

Pada biasanya jenis tumbuhan di Tanah Papua tumbuh pada habitat hutan primer dan sekunder dengan tipe ekologi adalah hutan yang dipengaruhi oleh faktor edafis dan faktor iklim baik penyebaran hutan secara horisontal atau vertikal. Penyebaran tumbuhan di Tanah Papua biasanya sangat berkaitan dengan penyebaran tumbuhan di wilayah lainnya di Indonesia dan negara-negara di Asia Tenggara. Khusus untuk wilayah Indonesia, berdasar geografi wilayah, penyebaran tumbuhan di Indonesia terbagi menjadi :
  1. Flora Jawa (Java)
  2. Flora Kalimantan (Borneo)
  3. Flora Sumatra (Andalas)
  4. Flora sulawesi (Celebes)
  5. Flora Bali dan Nusa Tenggara (Kepulauan Sunda kecil)
  6. Flora Maluku (Moluccas)
  7. Flora Papua (Papuasia)

Penyebaran tumbuhan di berbagai wilayah di Indonesia telah menciptakan berbagai tipe hutan. Tipe hutan adalah suatu istilah yang digunakan untuk kelompok tegakan yang mempunyai ciri-ciri yang sama dalam susunan jenis dan perkembangannya. Umumnya tipe hutan dibedakan berdasar sebaran di setiap negara sesuai dengan kawasannya.

Penyebaran tumbuhan di Papua sangat dipengaruhi oleh isolasi geografi berupa lautan yang sangat luas, pegunungan yang sangat tinggi dan bentangan alam lainnya seperti sungai, lembah yang luas, tebing yang curam dan patahan-patahan geologi yang ekstrim. Faktor lainnya yang juga sangat mempengaruhi penyebaran tumbuhan adalah lingkungan. Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh pada penyebaran tumbuh- tanaman pada suatu wilayah adalah :
  1. Faktor Iklim yang meliputi ; Curah hujan, Suhu, Kelembaban atmosfer, angin, cahaya dan kesetimbangan energi
  2. Faktor Fisiografi dan edafik yang meliputi ; Topografi, Faktor edafik (tanah dan lapis alas geologi)

Faktor-faktor lingkungan yaitu iklim, edafik (tanah), topografi dan biotik antara satu dengan yang lain sangat berkaitan erat dan sangat menentukan kedatangan suatu jenis tanaman di tempat tertentu, namun cukup sulit mencari penyebab terjadinya kaitan yang erat itu (Syafei, 1994). Selanjutnya Marsono (1977) menyebutkan bahwa kedatangan suatu jenis pada suatu tempat atau areal ditentukan oleh beberapa faktor antara lain ; habitat, dimana habitat akan mengadakan seleksi pada jenis yang mampu beradaptasi dengan lingkungan setempat, waktu yang diperlukan untuk mengatasi hal ini, dimana dengan berjalannya waktu vegetasi akan berkembang ke arah yang stabil dan kedatangan satu jenis dapat ditentukan juga oleh vegetasi yang berada disekitarnya.

Akibat dari sejarah geologi dan faktor lingkungan, Papua terbagi menjadi empat wilayah utama keragaman hayati yaitu : daerah utara, daerah selatan, daerah kepala burung (Vogelkop) dan daerah dataran tinggi (Muller, 2005) . Pada daerah-daerah itu, sejarah geologis yang berbeda menghasilkan vegetasi yang berbeda dan pada tingkat tertentu jenis hewannyapun berbeda. Keadaan lingkungan yang spesifik dan adanya penghalang (isolasi geografi) untuk menyebar, maka kebanyakan jenis tanaman dan satwa mempunyai wilayah penyebaran yang terbatas yang menyebabkan tingginya keendemikan.

B. Potensi Tumbuhan Endemik di Papua

Spesies endemik adalah gejala alami sebuah biota untuk menjadi unik pada suatu wilayah geografi tertentu. Sebuah spesies bisa disebut endemik jika spesies itu adalah spesies asli yang hanya bisa ditemukan di sebuah tempat tertentu dan tidak ditemukan di wilayah lain. Wilayah di sini dapat berupa pulau, negara, atau zona tertentu. Perbedaan yang wajib diperhatikan adalah spesies asli belum tentu spesies endemik. Namun spesies endemik pastilah spesies asli wilayah itu.

1. Tumbuhan Berkayu Tingkat Pohon

Menurut Whitemore, Tantra dan Sutisna (1997), Berdasarkan hasil kompilasi spesimen dari BO dan BZG, laporan penelitian Badan Litbang Kehutanan, penelusuran monograf, publikasi ilmiah dan hasil revisi serta masukan dari beberapa ahli taksonomi tumbuhan, di ketahui bahwa di Tanah Papua untuk tanaman berkayu dengan kriteria diameter 10 cm up dan tinggi lebih dari 5 m, terdapat 86 Famili tanaman berkayu yang terdiri dari 359 genus dan 2.323 spesies.

Hasil kompilasi tanaman berkayu tingkat pohon itu belum lengkap, hal ini disebabkan sebab spesimen yang ada sangat terbatas sehingga untuk beberapa famili seperti Lauraceae, Myrtaceae, Rubiaceae dan Rutaceae yang adalah famili dengan genus dan spesies yang jumlahnya sangat banyak tidak dapat diselesaikan dengan baik. Sehingga hasil ini bukanlah hasil akhir dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan dan kemajuan penelitian di bidang taksonomi tanaman khususnya tanaman berkayu tingkat pohon.

Berdasarkan hasil kompilasi itu, diketahui bahwa jenis tanaman berkayu tingkat pohon yang endemik di Pulau New Guinea atau Tanah Papua (Papua Barat yang termasuk wilayah Negara Republik Indonesia dan Papua Timur yang termasuk wilayah Negara Papua New Guinea) adalah 53 famili yang terdiri dari 175 genus dan 1205 spesies. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa penyebaran tanaman tidak mengenal batas negara sehingga untuk tanaman berkayu tingkat pohon endemik di New Guinea dianggap sama untuk wilayah Republik Indonesia dan Papua New Guinea. Hasil ini masih perlu dibuktikan lagi, namun lambatnya penelitian taksonomi yang disebabkan oleh faktor pembatas sumberdaya manusia, waktu dan biaya dikhawatirkan akan mengakibatkan beberapa jenis endemik akan punah sebelum sempat diketahui dan dibuktikan.

Sebagai contoh adalah jenis Manilkara napali van Royen yang penyebarannya di Teluk Yotefa Kota Jayapura, saat tahun 2008 BPK Manokwari melaksanakan kerjasama penelitian dengan Royal Botanical Garden Kew Inggris, jenis ini sudah tidak ditemukan lagi sebab lokasi terdapatnya jenis ini berdasar catatan Flora Malesiana, kini sudah dijadikan Pasar Yotefa.

2.Tumbuhan Non Kayu

Belum banyak Informasi mengenai tumbuhan non kayu (non woody plant) endemik untuk wilayah Tanah Papua. Hal ini disebabkan sebab kurangnya penelitian taksonomi di wilayah ini, khususnya untuk tanaman non kayu. Hal ini menyebabkan hanya jenis- jenis vegetasi non kayu tertentu saya yang telah diketahui dengan baik oleh masyarakat sebab jenis-jenis itu sering dimanfaatkan dan bernilai ekonomis.

Secara umum tanaman non kayu yang endemik di Papua belum banyak diketahui. Jenis-jenis yang baru diketahui adalah jenis yang sudah dimanfaatkan secara budaya oleh masyarakat adat Papua dan jenis-jenis yang dikerjakan oleh ahli taksonomi, dalam hal ini, jenis-jenis itu dapat terungkap sebab ahlinya memang ada dan pernah melaksanakan penelitian di wilayah Papua. Hasil penelusuran sementara diketahui bahwa sekitar 120 jenis tanaman non kayu adalah jenis endemik di Tanah Papua.

Sama halnya dengan tanaman berkayu, jenis-jenis tanaman non kayu endemik Tanah Papua akan berubah seiring dengan laju perkembangan penelitian taksonomi di daerah ini.

Sumber :
KEKAYAAN, PELESTARIAN DAN PEMANFAATAN JENIS FLORA DI TANAH PAPUA
Oleh : Krisma Lekitoo

No comments:

Post a Comment