a. Proses Pembentukan Tanah
Tanah terbentuk dari hasil pelapukan batuan. Adapun faktor yang memengaruhi pembentukan tanah ialah iklim, organisme, bahan induk, topografi, dan waktu.
T = f (i, o, b, t, w)
Iklim adalah faktor terpenting dalam pembentukan tanah. Misalnya, pengaruh suhu dan banyaknya curah hujan akan berpengaruh pada proses pelapukan batuan dan akhirnya terbentuklah tanah. Adanya bahan organik dan unsur hara juga akan memengaruhi proses pembentukkan tanah. Batuan akan lebih cepat lapuk jika terdapat banyak mikroorganisme di dalamnya. Begitu juga dengan banyaknya vegetasi akan mempermudah batuan menjadi hancur dan membentuk agregat tanah (bahan-bahan mineral tidak bergerak, misalnya pasir, debu, dan kerikil) dan bunga tanah.
Tanah yang ada di permukaan bumi menunjukkan sifat dari batuan induknya. Misalnya, batuan induk yang tingkat kekerasan sangat tinggi, maka biasanya tanah masih bercampur dengan bongkahan batuan yang belum lapuk, atau sebelumnya masih berstruktur pasir. Pada daerah yang topografinya relatif datar, sedimentasi sering terjadi. Hasilnya, lapisan batuan yang paling atas akan ditempati material halus yang semakin menebal sesuai dengan waktu proses terjadinya pelapukan. Berdasarkan waktu pembentukannya semua bahan induk akan berubah menjadi tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua.
- Tanah muda bercirikan dengan adanya sifat utama pada batuan induknya, seperti tanah alluvial, regosol, dan latosol.
- Tanah dewasa sudah mengalami proses lebih lanjut sehingga terbentuk horizon B, seperti tanah andosol dan grumosol.
- Tanah tua yang adalah batuan yang terus mengalami proses pelapukan sehingga pada lapisan tanah terbentuk horizon A1, A2, A3, dan B1, B2, B3, seperti tanah podsolik dan laterit.
b. Sifat-Sifat Tanah
Tanah terdiri atas lapisan yang disebut dengan horizon. Sifatsifat tanah tak akan terlepas dari horizon-horizonnya. Adapun masing-masing horizon tanah ialah sebagai berikut.
Horizon O, yaitu lapisan tanah yang paling atas, tersusun dari bahan organik dan
lempung dengan tekstur yang halus. Bagian ini biasanya berwarna hitam atau kehitaman.
- Horizon A, yaitu lapisan tanah yangterdiri atas berbagai jenis mineral, letaknya berada di bawah horizon O. Berdasarkan urutannya horizon A terdiri atas: a) horizon A1, horizon mineral yang terdapat pada lapisan yang paling atas dan terlihat percampuran mineral dengan bahan organik; b) horizon A2, disebut juga horizon eluviasi sebab beberapa mineral utama mengalami pencucian maksimal,yang tertinggal hanya mineral resisten; dan c) horizon A3, adalah peralihan ke horizon B atau langsung ke horizon C.
- Horizon B, yaitu horizon yang paling banyak mengandung mineral besi dan aluminium yang tersusun dari horizon A, warnanya lebih gelap dengan tekstur yang lebih halus.
- Horizon C, horizon yang masih menampakkan sifat bahan induk tetapi sudah banyak mengalami pelapukan.
- Horizon D, batuan induk yang masih utuh dengan tekstur keras.
c. Karakteristik Tanah di Indonesia
Karakteristik tanah yang ada di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut.
- Indonesia adalah negara tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi per tahunnya, mencapai 100-200 mm per bulan dengan temperatur tidak kurang dari 180°C.
- Indonesia adalah pertemuan tiga rangkaian pegunungan dunia, yaitu Sirkum Mediterania, Sirkum Pasifik, dan jalur pegunungan Australia. Akibatnya, di Indonesia terdapat banyak sekali gunung berapi.
- Indonesia adalah kepulauan yang terbentuk dari tiga lempeng dunia, yaitu lempeng Asia, Indo-Australia, dan Lempeng dasar Pasifik. Sehingga relief di Indonesia beranekaragam, seperti terbentuknya gunung-gunung tinggi.
- Indonesia termasuk daerah tumbuhan Malesiana. Daerah ini adalah bioma hutan hujan tropis atau hutan basah, dicirikan dengan kanopi yang rapat dan tanaman memanjat seperti liana dan rotan. Hutan di daerah tumbuhan Malesiana mempunyai lebih kurang 248.000 spesies tanaman tinggi, didominasi oleh pohon dari familia Dipterocarpaceae, yaitu pohon-pohon yang menghasilkan biji bersayap. Dipterocarpaceae adalah tumbuhan tertinggi dan membentuk kanopi hutan. Tumbuhan yang termasuk famili Dipterocarpaceae misalnya keruing (Dipterocapus sp), meranti (Shorea sp), kayu garu (Gonystylus bancanus), dan kayukapur (Drybalanops aromatica). Dengan demikian, Indonesia adalah salah satu negara yang kaya akan sumber daya nabati di dunia.
Pengaruh dari faktor-faktor itu membentuk suatu karakteristik tanah Indonesia yang berbeda dengan negara lainnya. Karakteristik tanah di Indonesia ialah sebagai berikut.
Erosi |
- Curah hujan tinggi menyebabkan proses pelapukan yang cenderung terjadi adalah pelapukan kimia. Dampaknya adalah tanah-tanah di Indonesia mempunyai solum atau kedalaman tanah yang cukup tebal. Kedalaman solum ini sangat mendukung tanaman dan satwa renik yang hidup di dalamnya.
- Curah hujan dapat menyebabkan erosi. Dengan demikian proses erosi pun cenderung terjadi. Walau pun solum tanah yang terbentuk cukup tebal, namun jika tidak memerhatikan faktor pemicu erosi, maka tanah akan rusak. Kerusakan tanah ini akan diikuti dengan berkurangnya tanaman yang ada, lambat laun lahan akan menjadi tandus.
- Banyaknya gunung api dapat membentuk tanah vulkanik yang sangat subur. Tanah vulkanik ini biasanya digunakan untuk budi daya hortikultura.
- Dengan adanya variasi relief, maka keadaan tanah cenderung bervariasi pula. Banyak sekali tipe-tipe tanah yang dapat dijumpai di Indonesia. Masing-masing tipe tanah ini mempunyai daya dukung yang berbeda pada tanaman. Akibatnya, tanaman yang ada bervariasi.
- Keanekaragaman hayati adalah sumber bahan organik untuk tanah, sehingga tanah di Indonesia mengandung banyak bahan organik baik untuk pertumbuhan tanaman. Pada daearah rawa, bahan-bahan organik ini membentuk tanah organosol. Tanah organosol ini jika dikelola dengan baik dapat dijadikan lahan pertanian baik. Programprogram pemerintah pun sudah mulai dilakukan untuk mengelola potensi lahan ini sejak zaman orde baru yang dikenal dengan proyek lahan gambut sejuta hektar.
d. Persebaran Tanah di Indonesia
Supraptoharjo, menjelaskan persebaran jenis-jenis tanah di Indonesia sebagai berikut.
1) Tanah organik, disebut juga tanah organosol yang secaraumum dikenal dengan sebutan tanah gambut. Jenis tanah ini mengandung bahan organik yang banyak sehingga tidak mengalami perkembangan. Perkembangan profil ke arah pembentukan horizon yang berbeda, biasanya berwarna coklat dan mempunyai sifat asam. Berdasarkan proses pembentukannya tanah gambut dibedakan sebagai berikut.
- Tanah gambut ombrogen, terbentuk sebab pengaruh curah hujan yang airnya tergenang. Tersebar di sepanjang pantai timur Sumatra, pantai barat dan selatan Kalimantan, serta pantai selatan Papua.
- Gambut topogen, terbentuk sebab pengaruh topografi tersebar di sekitar Rawa Lakbok, Pangandaran, Rawa Pening, dan Tanah Deli.
- Gambut pegunungan, terbentuk di daerah cekungan di pegunungan.
2) Tanah Tanpa Diferensiasi Horizon
- Tanah litosol adalah tanah muda sehingga batuan induknya sangat dangkal (45 cm) banyak tersebar di daerah pegunungan kapur Jawa Tengah, Madura, Nusa Tenggara, dan Maluku Selatan.
- Tanah alluvial adalah tanah yang terdapat pada lahan yang sering mengalami sedimentasi dan banjir, biasanya memberi produksi padi baik. Banyak terdapat di daerah lembah yang landai, seperti Karawang, Indramayu, Delta Brantas, Gersik, dan Tegal.
- Tanah regosol, yaitu tanah yang belum menunjukkan diferensiasi horizon dan tampak hanya horizon A1, banyak tersebar di daerah dataran tinggi Sumatra, Jawa, dan Kalimantan.
- Tanah Merah Tanah ini menutupi sebagian lahan di Indonesia yang terbentuk dari batuan beku, sedimen, dan malihan.
Sumber : IPS Terpadu - SMP Kelas VIII
No comments:
Post a Comment