Dalam usaha memahami perkembangan lingkungannya, diharapkan manusia dapat mengenali unsur-unsur lingkungan yang memiliki pengaruh pada kehidupannya, baik unsur fisik (alam) atau unsur sosial. Unsur lingkungan fisik disebut sebagai kondisi bentuk geografis, sedangkan unsur lingkungan sosial dalam ilmu geografi lebih mengarah kepada kondisi penduduk yang dipengaruhi kondisi pada geografis -nya. Oleh sebab itu keterkaitan antara kondisi dari geografis dengan kondisi penduduknya sangat erat. Kondisi dari geografis & penduduk tiap wilayah di permukaan bumi berbeda-beda, hal ini bergantung kepada kuantitas dan kualitas unsur pendukung lingkungan yang ada pada suatu wilayah. Untuk memahami lebih jauh tentang kondisi bentuk geografis dan penduduk Indonesia di sekitar lingkungan kita, kalian kaji materi pelajaran berikut!
1. Kondisi dari Geografis suatu Wilayah
Yang termasuk unsur-unsur lingkungan fisik geografis meliputi unsur letak, relief, cuaca dan iklim, jenis tanah, tanaman dan fauna, sumber daya air dan kelautan, serta sumber daya mineral. Unsur-unsur ini mempengaruhi corak kehidupan manusia, oleh sebab itu wajib kita kenali ciri-cirinya. Dengan memahami ciri-ciri unsur lingkungan fisik geografis suatu wilayah, maka kita dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, bahkan dapat memanfaatkan sumber daya alam lingkungan secara optimal untuk kepentingan hidup. Berkaitan dengan usaha memahami ciri-ciri unsur lingkungan fisik geografis suatu wilayah, kita coba menerapkannya dalam mengkaji kondisi dari geografis wilayah Indonesia. Untuk itu, kalian perhatikanlah peta berikut ini.
a. Letak Geografis
Letak geografis, yaitu letak suatu tempat dilihat dari kenyataannya di muka bumi atau letak suatu tempat dalam kaitannya dengan daerah lain disekitarnya. Letak geografis juga disebut letak relatif, disebut relatif sebab posisinya ditentukan oleh fenomena-fenomena geografis yang membatasinya, misalnya gunung, sungai, lautan, benua dan samudra.
Secara geografis wilayah Indonesia letaknya di antara dua benua dan dua samudra, yaitu Benua Asia dengan Benua Australia. Sedangkan samudra yang membatasi adalah Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Letak geografis ini sangat memiliki pengaruh pada keberadaan wilayah Indonesia, baik dilihat dari keadaan fisik dan sosial atau ekonomi dan politik.
Kondisi letak suatu wilayah biasanya berhubungan dengan unsur lokasi, posisi, batas, bentuk, dan luas. Setelah kalian mengamati peta ASEAN di atas, maka kalian akan memperoleh fakta tentang keadaan letak geografis wilayah Indonesia sebagai berikut.
Lokasi geografis wilayah Indonesia berada di kawasan Asia Tenggara.
Posisi astronomis wilayah Indonesia berada di antara 60LU-110LS dan 950BT-1410BT.
Posisi geografis wilayah Indonesia berada di antara Benua Asia dan Australia serta di antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Batas-batas wilayah Indonesia secara geografis, sebelah utara dengan Laut Andaman, Selat Malaka, Selat Singapura, Laut Cina Selatan, negara Malaysia, negara Filipina, Laut Sulawesi, dan Samudra Pasifik. Di sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia, Laut Timor, negara Timor Leste, dan Laut Arafura. Di sebelah barat berbatasan dengan Samudra Hindia, dan di sebelah timur berbatasan dengan negara Papua Nugini.
Wilayah negara Indonesia berbentuk Kepulauan (archipelago) dengan jumlah seluruh pulaunya 17.504 buah. Luas wilayah Indonesia secara geografis 5.193.252 km2, dibagi atas wilayah daratan seluas 1.904.569 km2 dan wilayah lautan seluas 3.288.683 km2. Sehingga perbandingan antara luas wilayah daratan dan lautan 2:3.
b. Relief
Relief atau topografi, adalah keadaan tinggi-rendahnya bentuk permukaan bumi. Penampakan geografis alam yang berhubungan dengan relief wilayah daratan terdiri dari pegunungan, gunung, dataran tinggi, dataran rendah, lembah, dan dataran pantai. Sedangkan relief wilayah perairan daratan berupa danau, sungai, rawa, teluk, selat, dan terusan. Penampakan alam relief wilayah perairan laut atau relief dasar laut, terdiri dari bentuk paparan benua, lereng benua, lubuk laut, palung laut, punggung laut, ambang laut, dan gunung laut. Coba, kalian cari pengertian istilah-istilah relief dasar laut itu!
Penampakan alam bentuk relief suatu wilayah di permukaan bumi pada peta, sering disajikan dalam bentuk tampilan simbol-simbol warna. Masih ingatkah kalian dengan materi pelajaran tentang bentuk-bentuk simbol warna? Coba, kalian perhatikan contoh peta relief wilayah Indonesia di bawah ini!
Dengan memperhatikan peta relief wilayah Indonesia di atas, maka kalian akan mendapatkan informasi tentang keadaan relief wilayah Indonesia, antara lain.
Berdasarkan reliefnya, bentuk muka bumi Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu:
Relief daratan Indonesia didominasi oleh relief berupa.
c. Cuaca dan Iklim
Dalam ilmu geografi yang termasuk unsur-unsur cuaca dan iklim, yaitu curah hujan, arah angin, tekanan udara, suhu udara, dan kelembaban udara. Unsur-unsur cuaca dan iklim adalah bagian dari kondisi bentuk geografis.
Kondisi iklim Indonesia dipengaruhi angin muson, yaitu angin yang bertiup setiap enam bulan sekali dan selalu berganti-ganti arah. Adanya perubahan arah angin muson ini berakibat kondisi iklim di Indonesia terbagi menjadi dua musim setiap tahunnya, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Antara periode bulan April – September berhembus angin muson tenggara yang membawa pengaruh musim kemarau. Sebaliknya antara periode bulan September – April berhembus angin muson barat yang berakibat musim penghujan.
Indonesia dilalui garis khatulistiwa, maka wilayahnya mendapat pemanasan sinar matahari yang cukup sepanjang tahun. Akibatnya tingkat penguapan tinggi, udara cukup banyak mengandung uap air, dan hujan sering turun. Walaupun musim kemarau, tetapi dengan kondisi tingkat penguapan yang cukup tinggi, maka di beberapa tempat wilayah Indonesia sering terjadi hujan.
Wilayah Indonesia letaknya di antara dua samudra yang luas, sehingga kondisi iklim di Indonesia mendapat pengaruh iklim laut yang lembab. Kandungan uap air di udara sebagian besar berasal dari hasil penguapan perairan laut. Jadi semakin luas wilayah laut yang dilalui sinar matahari, semakin tinggi tingkat penguapan maka keadaan udara semakin lembab.
d. Flora dan Fauna
Fauna adalah jenis hewan yang hidup di suatu kawasan. Sedangkan flora, adalah spesies tumbuh-tumbuhan yang hidup di suatu kawasan dan tumbuh secara alami. Flora dan fauna yang terdapat di suatu kawasan memiliki pengaruh pada kehidupan manusia. Flora dan fauna bisa menjadi sumber kehidupan yang dapat diambil manfaatnya untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, yaitu sebagai sumber bahan makanan, pakaian, perumahan, perangkat transportasi, dan lain-lain.
Seorang sarjana botani hewani berkebangsaan Inggris bernama Alfred Russel Wallace mengadakan penyelidikan satwa di wilayah Indonesia bagian tengah pada tahun 1852-1854. Kemudian Max Wilhelm Carl Weber seorang sarjana perikanan berkebangsaan Jerman mengadakan penyelidikan tentang jenis-jenis ikan air tawar di wilayah Indonesia bagian timur pada tahun 1899-1900. Dua sarjana lainnya yang berkebangsaan Swiss Sarasin dan Abendanon ikut menolong mengambil bagian dalam penyelidikan tentang jenis-jenis hewan di Sulawesi. Atas jasa-jasa dan hasil kegiatan penyelidikan itu, lalu kedua nama tokoh Wallace dan Weber diabadikan sebagai nama garis batas pengelompokan tipe-tipe tanaman dan fauna di wilayah Indonesia. Garis batas pemisah antara tipe tanaman dan fauna wilayah barat dengan wilayah tengah diberi tanda dengan nama garis Wallace. Kemudian garis batas pemisah antara tipe tanaman dan fauna wilayah Indonesia timur dengan tengah di beri nama garis Weber.
Indonesia memiliki keanekaragaman spesies tanaman dan fauna yang termasuk terbanyak di dunia, hal ini disebabkan pengaruh dari iklim tropis. Tiap daerah di Indonesia memiliki corak spesies tanaman dan fauna yang berbeda-beda sesuai dengan habitatnya. Faktor-faktor alam yang memiliki pengaruh pada adanya perbedaan spesies flora, antara lain kondisi iklim lokal, jenis tanah, ketinggian tempat, ketersediaan air, dan unsur biotik. Adapun jenis tanaman yang tumbuh di Indonesia berupa hutan hujan tropis, hutan musim, hutan bakau, hutan rawa, sabana, stepa, dan padang lumut. Sedangkan adanya keanekaragaman spesies fauna di Indonesia dipengaruhi oleh faktor keadaan alam, gerakan hewan, dan rintangan alam.
Perlu kalian ketahui, menurut kondisi bentuk geografis wilayahnya, jenis tanaman dan fauna di Indonesia terbagi menjadi tiga macam tipe, sebagai berikut.
e. Jenis Tanah
Tanah memiliki nilai yang amat penting untuk kehidupan semua makhluk hidup di muka bumi. Jadi apakah tanah itu? Tanah adalah bagian lapisan pembentuk kulit bumi paling atas dan sangat tipis yang terbentuk dari bermacam-macam campuran batuan induk yang sudah lapuk, air, udara, jasad tanaman dan satwa yang sudah mati. Jenis tanah yang tersebar di bermacam-macam wilayah tidak sama, hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan jenis batuan induk, curah hujan, kekuatan pancaran sinar matahari, bentuk muka bumi, tanaman penutup tanah, dan pengaruh aktivitas makhluk hidup. Bagaimana dengan keadaan tanah di Indonesia, baik jenisnya, tingkat kesuburannya, atau persebarannya? Ikuti pembahasan selanjutnya!
Jenis tanah yang tersebar di Kepulauan Indonesia berjumlah sekitar 22 jenis tanah. Tidak semua jenis tanah itu subur, tergantung kepada ada tidaknya tiga unsur penyebab kesuburan tanah, yaitu unsur hara, kandungan air, dan susunan butir tanah. Tanah yang paling dikenal di Indonesia sebab tingkat kesuburannya cukup tinggi, antara lain tanah vulkanik (berasal dari pelapukan abu vulkanik), tanah aluvial (hasil endapan erosi di sekitar aliran sungai), tanah humus (hasil pembusukan bahan-bahan organik), tanah podzolit (tanah di pegunungan dengan tinggi curah hujan). Jenis tanah lain tapi kurang subur yaitu tanah gambut (tanah rawa) dan tanah kapur (tanah di daerah berkapur).
Persebaran jenis tanah di bermacam-macam pulau Indonesia tidak merata dan berbeda-beda pula tingkat kesuburannya, bahkan dalam satu wilayah pulau pun akan nampak perbedaan itu. Hal ini tergantung pada ketersediaan faktor-faktor gejala alam yang memiliki pengaruh pada pembentukan jenis-jenis tanah dan tingkat kesuburannya.
f. Sumber Daya Air dan Kelautan
Sumber daya air yang ada di daratan dan sumber daya kelautan, adalah potensi gejala alam yang sangat
dibutuhkan oleh makhluk hidup khususnya manusia. Air yang ada di daratan baik langsung atau tidak sangat banyak manfaatnya untuk kepentingan manusia. Demikian pula segala potensi yang dikandung lautan jika kita gali dan diberdayakan sungguh suatu karunia kekayaan dari Sang Maha Pencipta alam yang tidak terhingga banyaknya dan tidak akan pernah habis untuk kita manfaatkan.
Sumber daya air adalah segala potensi air yang dikandung udara, di permukaan bumi, di dalam tanah, dan proses yang menyertai yang dapat memberikan manfaat untuk kepentingan semua makhluk hidup. Bentuk-bentuk sumber daya air di daratan terdiri atas sungai, danau rawa, air rawa, air mata air (air tanah), dan air artesis. Di Indonesia bentuk-bentuk sumber daya air ini hampir tersebar merata di seluruh wilayah Kepulauan, sebab Indonesia beriklim tropis dengan dua kali pergantian musim dan didukung oleh keadaan bentuk topografi beraneka ragam, sehingga persediaan sumber daya air tidak akan pernah habis.
Sumber daya kelautan adalah segala potensi yang dikandung oleh permukaan, di dalam, dan di dasar laut yang dapat memberikan manfaat. Sumber daya kelautan dapat kita manfaatkan sebagai sumber perikanan, energi, jalur transportasi, keseimbangan iklim bumi, persediaan air, obat-obatan, fasilitas olah raga, dan lain-lain. 71% wilayah negara Indonesia adalah wilayah perairan laut yang tersebar merata menyatukan seluruh pulau dan kaya dengan bermacam-macam jenis spesies ikan serta hasil-hasil laut lainnya, seperti rumput laut, bermacam-macam jenis karang, mutiara, garam, mineral, agar-agar, lain-lain.
g. Sumber Daya Mineral
Sumber daya mineral adalah segala potensi alam berupa bahan galian yang terdapat pada perut bumi diperoleh melalui proses pertambangan (eksplorasi). Oleh sebab itu sumber daya mineral sering disebut sebagai bahan galian tambang. Bahan galian tambang termasuk sumber daya yang tidak dapat diperbaharui. Sumber daya mineral meliputi barang-barang galian tambang berupa energi migas dan nonmigas, mineral logam, serta batu nonlogam. Contohnya, minyak bumi, batu bara, bauksit, timah, nikel, tembaga, besi, perak, emas, aspal alam, belerang, gas alam, dan lain-lain. Sumber daya mineral sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari untuk kepentingan bidang perindustrian, fasilitas transportasi, peralatan rumah tangga, dan sebagainya.
Indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan bahan-bahan galian tambang, baik yang terdapat di daratan atau di dasar laut sebab kondisi dari geografis -nya sangat mendukung. Persebaran jumlah dan jenis sumber daya mineral tiap pulau di Indonesia tidak merata, hal ini tergantung kepada faktor-faktor kondisi dari geografis yang ada pada suatu wilayah. Untuk lebih memperjelas tentang persebaran barang-barang tambang penting di Indonesia.
2. Kondisi Penduduk Suatu Wilayah
Unsur lingkungan yang terdapat dalam suatu wilayah selain faktor fisik, adalah faktor penduduk. Penduduk adalah orang-orang yang mendiami suatu wilayah di muka bumi. Kondisi penduduk tiap wilayah di permukaan bumi berbedabeda, perbedaan ini dapat dilihat dari faktor kuantitas dan kualitasnya. Kuantitas penduduk adalah kondisi penduduk di suatu wilayah sehubungan dengan faktor jumlah, tingkat pertumbuhan, susunan, tingkat kepadatan, dan persebarannya. Sedangkan kualitas penduduk adalah kondisi penduduk di suatu wilayah sehubungan dengan faktor sumber daya manusianya yang meliputi aspek tingkat pendidikannya, tingkat kesehatannya, dan perekonomiannya. Untuk mengetahui kondisi penduduk di suatu wilayah, kita ambil contoh tentang kondisi penduduk di Indonesia, bagaimana keadaan kuantitas dan kualitasnya?
a. Kuantitas Penduduk
Yang termasuk penduduk Indonesia yaitu warga negara Indonesia asli dan keturunan serta warga negara asing yang sudah berdiam paling sedikit enam bulan lamanya di wilayah Indonesia. Dewasa ini, Indonesia seperti negara-negara lainnya di dunia sedang mengalami problem penduduk. Secara kuantitasnya terdapat tiga problem utama penduduk yang dihadapi Indonesia, yaitu jumlah penduduk yang besar, tingkat pertumbuhan penduduk tinggi, dan persebaran penduduk yang tidak merata.
Jumlah penduduk Indonesia berada pada urutan ke empat setelah negara Cina, India, dan Amerika Serikat. Dari hasil pencacahan jiwa yang di lakukan di Indonesia menunjukkan bahwa jumlah penduduknya terus bertambah. Diperkirakan pada tahun 2005 kondisi jumlah penduduk Indonesia mencapai 241.973 jiwa.
Jumlah penduduk di suatu wilayah atau negara mengalami perubahan. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan penduduk yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan (migrasi). Bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk dinamakan pertumbuhan penduduk. Kondisi laju pertumbuhan di Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sebagai contoh laju pertumbuhan penduduk Indonesia antara tahun 1990-2000 sebesar 1,49%, lalu antara tahun 2000-2003 terjadi kenaikan, yakni mencapai 1,5%. Berikut ini disajikan peta pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 1990-2000 dan tahun 2000-2003.
Indonesia memiliki masalah persebaran penduduk yang tidak merata dari tiap pulau dan provinsinya. Persebaran penduduk berkaitan dengan kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk adalah angka yang menunjukkan perbandingan jumlah rata-rata penduduk dalam satuan wilayah seluas satu kilometer persegi. Faktor-faktor lingkungan geografis yang mempengaruhi persebaran penduduk, antara lain lokasi, iklim, relief, tanah, sumber daya alam, sumber daya air, dan kebudayaan.
b. Kualitas Penduduk
Menyangkut problem kondisi kualitas penduduk yang di hadapi oleh Indonesia, antara lain meliputi kondisi tingkat pendidikan, kesehatan, dan perekonomian. Masalah yang dihadapi bidang pendidikan di Indonesia, yaitu masih rendahnya tingkat pendidikan yang dicirikan oleh jumlah fasilitas dan prasarana yang belum tersebar merata, anggapan pendidikan bukan hal penting, dan pendapatan per kapita penduduk yang masih rendah sehingga banyak anak putus sekolah. Permasalahan di bidang kesehatan, yaitu masih buruknya kondisi gizi untuk kebutuhan ibu dan bayi, sehingga tingkat kematian bayi masih tinggi, angka usia harapan hidup rendah, kondisi lingkungan masih rendah menyebabkan timbulnya bermacam-macam penyakit, seperti DBD dan flu burung, ketersediaan fasilitas dan prasarana kesehatan masih minim terutama di daerah-daerah terpencil. Di bidang perekonomian, yaitu masih rendahnya daya beli masyarakat pada kebutuhan barang-barang pokok disebabkan tingkat pendapatan per kapita rata-rata masyarakat masih di bawah standar kelayakan hidup, tingkat pengangguran tinggi sebab pertambahan jumlah penduduk tidak diimbangi dengan penyediaan lapangan pekerjaan.
3. Kaitan antara Kondisi bentuk Geografis dengan Keadaan Penduduknya
Kondisi bentuk geografis suatu wilayah dengan wilayah lainnya berbeda. Kondisi dari geografis mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi penduduk wilayah tertentu. Oleh sebab itu, manusia dengan segala kecerdasan dan kemauannya berusaha menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan geografis -nya atau berupaya mengubah kondisi lingkungan itu sesuai dengan kepentingannya. Adanya keragaman kondisi pada geografis tiap wilayah memunculkan corak mata pencaharian, pola-pola permukiman, tradisi, adat-istiadat, dan aspek kehidupan sosial lainnya.
a. Kehidupan di Wilayah Pantai
Kehidupan masyarakat di wilayah pantai berkaitan erat dengan laut. Penduduk yang tinggal di wilayah ini biasanya menyelaraskan dirinya sebagai nelayan. Adapun pola permukiman penduduk di wilayah ini berbentuk permukiman yang tersebar secara memanjang (pola linier) mengikuti garis pantai. Seiring dengan perkembangan zaman, saat ini banyak kawasan di wilayah pantai tumbuh dan berkembang menjadikota -kota pusat kegiatan ekonomi, sosial-budaya, bahkan pemerintahan, dan pertahanan-keamanan. Di Indonesia,kota -kota pelabuhan yang berkembang pesat, misalnya Jakarta dan Surabaya. Akibatnya aktivitas kehidupan masyarakat di wilayah pantai banyak yang berpindah profesi, misalnya menjadi pedagang, pelayanan jasa, dan lain sebagainya.
b. Kehidupan di Wilayah Geografis Dataran Rendah
Penduduk di daerah geografis dataran rendah bertempat tinggal dengan membentuk pola permukiman dengan bentuk linier yang tersebar sejajar dengan arah jalan dan jalur aliran sungai. Adapun pola pemukiman penduduk di daerahkota terutama yang dekat dengan pusat-pusat kegiatan ekonomi memiliki pola permukiman dengan bentuk terpusat atau tersebar melingkari pusat-pusat perekonomian.
Di daerah geografis dataran rendah, biasanya bentuk mata pencaharian penduduk lebih berorientasi kepada bidang pertanian khususnya di daerah pedesaan. Kegiatan pertanian yang dikembangkan yaitu pertanian yang menghasilkan tanaman pangan dan tanaman komoditas. Di wilayah-wilayah yang sudah maju, sudah berkembang pula kegiatan penduduk yang berorientasi kepada bidang perdagangan, komunikasi, transportasi, dan kepariwisataan. Di samping itu, wilayah geografis dataran rendah banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan gedung-gedung pusat pemerintahan, pusat pendidikan, pusat perbelanjaan, dan lain-lain.
c. Kehidupan di Wilayah Pegunungan
Penduduk yang berada di lokasi ini ada yang tinggal dengan membentuk pola permukiman terpusat sekitar lokasi tamasya dan penambangan, ada pula yang bergerombol di sekitar lokasi tanah perkebunan dan kehutanan terutama mereka selalu mendekati daerah-daerah sumber air.
Sebagian besar kondisi mata pencaharian penduduk yang tinggal di wilayah ini, berorientasi kepada bidang perkebunan dan kehutanan. Di daerah-daerah yang kondisi lapisan tanahnya banyak mengandung bahan-bahan tambang, otomatis mereka beraktivitas di bidang penggalian barang-barang tambang. Untuk wilayah-wilayah pegunungan yang dijadikan kawasan wisata, maka orientasi mata pencaharian penduduk lebih memilih untuk berdagang atau pelayanan jasa.
Apa kaitan antara Kondisi Geografis dan Penduduk?
Perbedaan kondisi geografis & penduduk yaitu; kondisi Geografis adalah keadaan suatu wilayah yang memiliki kekhasan lingkungan fisik, sementara Penduduk adalah orang-orang yang tinggal menetap atau sementara pada suatu kondisi/letak geografis. Lalu, apa kaitannya antara Geografis dengan Penduduk?
Setiap daerah berdasar Letak Geomorfologis, Geografis, Astronomis, Geologis akan mempengaruhi karakter, mata pencaharian, sosial-budaya, bentuk rumah, atau fisik penduduknya, berdasar itu dapat juga dibedakan/diidentikkan penduduk/penghuninya. Orang yang hidup di daerah geografis dataran tinggi, geografis dataran rendah, geografis daerah pantai (pesisir) dari logat/dialek bahasa saja memiliki ciri khas masing-masing. Misalkan orang pantai yang biasa melihat dan mendengar deburan ombak, cara dan volume bicara mereka akan lebih keras, ketimbang mereka yang hidup di daerah geografis dataran tinggi yang senyap ataupun daerah geografis dataran rendah yang biasanya lebih padat penduduknya. Kondisi geografis dapat mempengaruhi dan membedakan setiap orang yang hidup dengan letak morfologis yang berbeda.
Sumber : Pusat Pembukuan Kemdiknas
1. Kondisi dari Geografis suatu Wilayah
Yang termasuk unsur-unsur lingkungan fisik geografis meliputi unsur letak, relief, cuaca dan iklim, jenis tanah, tanaman dan fauna, sumber daya air dan kelautan, serta sumber daya mineral. Unsur-unsur ini mempengaruhi corak kehidupan manusia, oleh sebab itu wajib kita kenali ciri-cirinya. Dengan memahami ciri-ciri unsur lingkungan fisik geografis suatu wilayah, maka kita dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, bahkan dapat memanfaatkan sumber daya alam lingkungan secara optimal untuk kepentingan hidup. Berkaitan dengan usaha memahami ciri-ciri unsur lingkungan fisik geografis suatu wilayah, kita coba menerapkannya dalam mengkaji kondisi dari geografis wilayah Indonesia. Untuk itu, kalian perhatikanlah peta berikut ini.
Letak geografis Indonesia pada peta ASEAN |
a. Letak Geografis
Letak geografis, yaitu letak suatu tempat dilihat dari kenyataannya di muka bumi atau letak suatu tempat dalam kaitannya dengan daerah lain disekitarnya. Letak geografis juga disebut letak relatif, disebut relatif sebab posisinya ditentukan oleh fenomena-fenomena geografis yang membatasinya, misalnya gunung, sungai, lautan, benua dan samudra.
Secara geografis wilayah Indonesia letaknya di antara dua benua dan dua samudra, yaitu Benua Asia dengan Benua Australia. Sedangkan samudra yang membatasi adalah Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Letak geografis ini sangat memiliki pengaruh pada keberadaan wilayah Indonesia, baik dilihat dari keadaan fisik dan sosial atau ekonomi dan politik.
Kondisi letak suatu wilayah biasanya berhubungan dengan unsur lokasi, posisi, batas, bentuk, dan luas. Setelah kalian mengamati peta ASEAN di atas, maka kalian akan memperoleh fakta tentang keadaan letak geografis wilayah Indonesia sebagai berikut.
Lokasi geografis wilayah Indonesia berada di kawasan Asia Tenggara.
Posisi astronomis wilayah Indonesia berada di antara 60LU-110LS dan 950BT-1410BT.
Posisi geografis wilayah Indonesia berada di antara Benua Asia dan Australia serta di antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Batas-batas wilayah Indonesia secara geografis, sebelah utara dengan Laut Andaman, Selat Malaka, Selat Singapura, Laut Cina Selatan, negara Malaysia, negara Filipina, Laut Sulawesi, dan Samudra Pasifik. Di sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia, Laut Timor, negara Timor Leste, dan Laut Arafura. Di sebelah barat berbatasan dengan Samudra Hindia, dan di sebelah timur berbatasan dengan negara Papua Nugini.
Wilayah negara Indonesia berbentuk Kepulauan (archipelago) dengan jumlah seluruh pulaunya 17.504 buah. Luas wilayah Indonesia secara geografis 5.193.252 km2, dibagi atas wilayah daratan seluas 1.904.569 km2 dan wilayah lautan seluas 3.288.683 km2. Sehingga perbandingan antara luas wilayah daratan dan lautan 2:3.
b. Relief
Relief atau topografi, adalah keadaan tinggi-rendahnya bentuk permukaan bumi. Penampakan geografis alam yang berhubungan dengan relief wilayah daratan terdiri dari pegunungan, gunung, dataran tinggi, dataran rendah, lembah, dan dataran pantai. Sedangkan relief wilayah perairan daratan berupa danau, sungai, rawa, teluk, selat, dan terusan. Penampakan alam relief wilayah perairan laut atau relief dasar laut, terdiri dari bentuk paparan benua, lereng benua, lubuk laut, palung laut, punggung laut, ambang laut, dan gunung laut. Coba, kalian cari pengertian istilah-istilah relief dasar laut itu!
Penampakan alam bentuk relief suatu wilayah di permukaan bumi pada peta, sering disajikan dalam bentuk tampilan simbol-simbol warna. Masih ingatkah kalian dengan materi pelajaran tentang bentuk-bentuk simbol warna? Coba, kalian perhatikan contoh peta relief wilayah Indonesia di bawah ini!
Peta relief wilayah Indonesia (Sumber: Atlas Geografi Indonesia dan Dunia, Pustaka Ilmu) |
Dengan memperhatikan peta relief wilayah Indonesia di atas, maka kalian akan mendapatkan informasi tentang keadaan relief wilayah Indonesia, antara lain.
Berdasarkan reliefnya, bentuk muka bumi Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu:
- relief wilayah Indonesia Barat, meliputi kawasan Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Bali, dan perairan di sekitarnya. Relief dasar laut wilayah perairan ini disebut Paparan/Dangkalan Sunda dengan kedalaman kurang dari 200 m.
- relief wilayah Indonesia Tengah, meliputi kawasan Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, Kepulauan Nusa Tenggara, dan perairan sekitarnya. Relief dasar laut wilayah ini adalah laut dalam di atas 200 m.
- relief wilayah Indonesia Timur, meliputi kawasan Kepulauan Aru, Pulau Misool, Pulau Salawat, Pulau Arafura, Kepulauan Tanimbar, Pulau Papua, dan perairan sekitarnya. Relief dasar laut wilayah ini disebut Paparan/Dangkalan Sahul dengan kedalaman kurang dari 200 m.
Relief daratan Indonesia didominasi oleh relief berupa.
- Pegunungan, yaitu bagian muka bumi yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya dengan bentuk memanjang.
- Gunung, yaitu bagian muka bumi yang lebih tinggi daerah sekitarnya dengan bentuk seperti bidang kerucut.
- Dataran Tinggi, adalah wilayah permukaan bumi yang lebih tinggi dari daerah sekitar dan pada bagian atasnya mendatar.
- Dataran Rendah, yaitu bagian permukaan bumi yang lebih rendah dari daerah sekitar berbentuk dataran.
- Pantai, yaitu wilayah daratan yang paling rendah berbatasan dengan perairan laut.
c. Cuaca dan Iklim
Dalam ilmu geografi yang termasuk unsur-unsur cuaca dan iklim, yaitu curah hujan, arah angin, tekanan udara, suhu udara, dan kelembaban udara. Unsur-unsur cuaca dan iklim adalah bagian dari kondisi bentuk geografis.
Kondisi iklim Indonesia dipengaruhi angin muson, yaitu angin yang bertiup setiap enam bulan sekali dan selalu berganti-ganti arah. Adanya perubahan arah angin muson ini berakibat kondisi iklim di Indonesia terbagi menjadi dua musim setiap tahunnya, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Antara periode bulan April – September berhembus angin muson tenggara yang membawa pengaruh musim kemarau. Sebaliknya antara periode bulan September – April berhembus angin muson barat yang berakibat musim penghujan.
Indonesia dilalui garis khatulistiwa, maka wilayahnya mendapat pemanasan sinar matahari yang cukup sepanjang tahun. Akibatnya tingkat penguapan tinggi, udara cukup banyak mengandung uap air, dan hujan sering turun. Walaupun musim kemarau, tetapi dengan kondisi tingkat penguapan yang cukup tinggi, maka di beberapa tempat wilayah Indonesia sering terjadi hujan.
Wilayah Indonesia letaknya di antara dua samudra yang luas, sehingga kondisi iklim di Indonesia mendapat pengaruh iklim laut yang lembab. Kandungan uap air di udara sebagian besar berasal dari hasil penguapan perairan laut. Jadi semakin luas wilayah laut yang dilalui sinar matahari, semakin tinggi tingkat penguapan maka keadaan udara semakin lembab.
d. Flora dan Fauna
Fauna adalah jenis hewan yang hidup di suatu kawasan. Sedangkan flora, adalah spesies tumbuh-tumbuhan yang hidup di suatu kawasan dan tumbuh secara alami. Flora dan fauna yang terdapat di suatu kawasan memiliki pengaruh pada kehidupan manusia. Flora dan fauna bisa menjadi sumber kehidupan yang dapat diambil manfaatnya untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, yaitu sebagai sumber bahan makanan, pakaian, perumahan, perangkat transportasi, dan lain-lain.
Seorang sarjana botani hewani berkebangsaan Inggris bernama Alfred Russel Wallace mengadakan penyelidikan satwa di wilayah Indonesia bagian tengah pada tahun 1852-1854. Kemudian Max Wilhelm Carl Weber seorang sarjana perikanan berkebangsaan Jerman mengadakan penyelidikan tentang jenis-jenis ikan air tawar di wilayah Indonesia bagian timur pada tahun 1899-1900. Dua sarjana lainnya yang berkebangsaan Swiss Sarasin dan Abendanon ikut menolong mengambil bagian dalam penyelidikan tentang jenis-jenis hewan di Sulawesi. Atas jasa-jasa dan hasil kegiatan penyelidikan itu, lalu kedua nama tokoh Wallace dan Weber diabadikan sebagai nama garis batas pengelompokan tipe-tipe tanaman dan fauna di wilayah Indonesia. Garis batas pemisah antara tipe tanaman dan fauna wilayah barat dengan wilayah tengah diberi tanda dengan nama garis Wallace. Kemudian garis batas pemisah antara tipe tanaman dan fauna wilayah Indonesia timur dengan tengah di beri nama garis Weber.
Indonesia memiliki keanekaragaman spesies tanaman dan fauna yang termasuk terbanyak di dunia, hal ini disebabkan pengaruh dari iklim tropis. Tiap daerah di Indonesia memiliki corak spesies tanaman dan fauna yang berbeda-beda sesuai dengan habitatnya. Faktor-faktor alam yang memiliki pengaruh pada adanya perbedaan spesies flora, antara lain kondisi iklim lokal, jenis tanah, ketinggian tempat, ketersediaan air, dan unsur biotik. Adapun jenis tanaman yang tumbuh di Indonesia berupa hutan hujan tropis, hutan musim, hutan bakau, hutan rawa, sabana, stepa, dan padang lumut. Sedangkan adanya keanekaragaman spesies fauna di Indonesia dipengaruhi oleh faktor keadaan alam, gerakan hewan, dan rintangan alam.
Perlu kalian ketahui, menurut kondisi bentuk geografis wilayahnya, jenis tanaman dan fauna di Indonesia terbagi menjadi tiga macam tipe, sebagai berikut.
- Tipe Asiatis, yaitu tipe tanaman dan fauna yang sejenis dengan di daratan Asia dan hidup di wilayah Indonesia bagian barat (Sumatra, Jawa, dan Kalimantan).
- Tipe Australia, yaitu tipe tanaman dan fauna yang sejenis dengan di daratan Australia dan hidup di bagian timur wilayah Indonesia (Papua dan pulau-pulau sekitarnya).
- Tipe peralihan, yaitu tipe tanaman dan fauna yang tidak di jumpai di Daratan Asia atau Australia. Tipe jenis ini hidup di wilayah Indonesia bagian tengah (Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara).
e. Jenis Tanah
Tanah memiliki nilai yang amat penting untuk kehidupan semua makhluk hidup di muka bumi. Jadi apakah tanah itu? Tanah adalah bagian lapisan pembentuk kulit bumi paling atas dan sangat tipis yang terbentuk dari bermacam-macam campuran batuan induk yang sudah lapuk, air, udara, jasad tanaman dan satwa yang sudah mati. Jenis tanah yang tersebar di bermacam-macam wilayah tidak sama, hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan jenis batuan induk, curah hujan, kekuatan pancaran sinar matahari, bentuk muka bumi, tanaman penutup tanah, dan pengaruh aktivitas makhluk hidup. Bagaimana dengan keadaan tanah di Indonesia, baik jenisnya, tingkat kesuburannya, atau persebarannya? Ikuti pembahasan selanjutnya!
Jenis tanah yang tersebar di Kepulauan Indonesia berjumlah sekitar 22 jenis tanah. Tidak semua jenis tanah itu subur, tergantung kepada ada tidaknya tiga unsur penyebab kesuburan tanah, yaitu unsur hara, kandungan air, dan susunan butir tanah. Tanah yang paling dikenal di Indonesia sebab tingkat kesuburannya cukup tinggi, antara lain tanah vulkanik (berasal dari pelapukan abu vulkanik), tanah aluvial (hasil endapan erosi di sekitar aliran sungai), tanah humus (hasil pembusukan bahan-bahan organik), tanah podzolit (tanah di pegunungan dengan tinggi curah hujan). Jenis tanah lain tapi kurang subur yaitu tanah gambut (tanah rawa) dan tanah kapur (tanah di daerah berkapur).
Persebaran jenis tanah di bermacam-macam pulau Indonesia tidak merata dan berbeda-beda pula tingkat kesuburannya, bahkan dalam satu wilayah pulau pun akan nampak perbedaan itu. Hal ini tergantung pada ketersediaan faktor-faktor gejala alam yang memiliki pengaruh pada pembentukan jenis-jenis tanah dan tingkat kesuburannya.
f. Sumber Daya Air dan Kelautan
Sumber daya air yang ada di daratan dan sumber daya kelautan, adalah potensi gejala alam yang sangat
dibutuhkan oleh makhluk hidup khususnya manusia. Air yang ada di daratan baik langsung atau tidak sangat banyak manfaatnya untuk kepentingan manusia. Demikian pula segala potensi yang dikandung lautan jika kita gali dan diberdayakan sungguh suatu karunia kekayaan dari Sang Maha Pencipta alam yang tidak terhingga banyaknya dan tidak akan pernah habis untuk kita manfaatkan.
Sumber daya air adalah segala potensi air yang dikandung udara, di permukaan bumi, di dalam tanah, dan proses yang menyertai yang dapat memberikan manfaat untuk kepentingan semua makhluk hidup. Bentuk-bentuk sumber daya air di daratan terdiri atas sungai, danau rawa, air rawa, air mata air (air tanah), dan air artesis. Di Indonesia bentuk-bentuk sumber daya air ini hampir tersebar merata di seluruh wilayah Kepulauan, sebab Indonesia beriklim tropis dengan dua kali pergantian musim dan didukung oleh keadaan bentuk topografi beraneka ragam, sehingga persediaan sumber daya air tidak akan pernah habis.
Sumber daya kelautan adalah segala potensi yang dikandung oleh permukaan, di dalam, dan di dasar laut yang dapat memberikan manfaat. Sumber daya kelautan dapat kita manfaatkan sebagai sumber perikanan, energi, jalur transportasi, keseimbangan iklim bumi, persediaan air, obat-obatan, fasilitas olah raga, dan lain-lain. 71% wilayah negara Indonesia adalah wilayah perairan laut yang tersebar merata menyatukan seluruh pulau dan kaya dengan bermacam-macam jenis spesies ikan serta hasil-hasil laut lainnya, seperti rumput laut, bermacam-macam jenis karang, mutiara, garam, mineral, agar-agar, lain-lain.
g. Sumber Daya Mineral
Sumber daya mineral adalah segala potensi alam berupa bahan galian yang terdapat pada perut bumi diperoleh melalui proses pertambangan (eksplorasi). Oleh sebab itu sumber daya mineral sering disebut sebagai bahan galian tambang. Bahan galian tambang termasuk sumber daya yang tidak dapat diperbaharui. Sumber daya mineral meliputi barang-barang galian tambang berupa energi migas dan nonmigas, mineral logam, serta batu nonlogam. Contohnya, minyak bumi, batu bara, bauksit, timah, nikel, tembaga, besi, perak, emas, aspal alam, belerang, gas alam, dan lain-lain. Sumber daya mineral sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari untuk kepentingan bidang perindustrian, fasilitas transportasi, peralatan rumah tangga, dan sebagainya.
Indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan bahan-bahan galian tambang, baik yang terdapat di daratan atau di dasar laut sebab kondisi dari geografis -nya sangat mendukung. Persebaran jumlah dan jenis sumber daya mineral tiap pulau di Indonesia tidak merata, hal ini tergantung kepada faktor-faktor kondisi dari geografis yang ada pada suatu wilayah. Untuk lebih memperjelas tentang persebaran barang-barang tambang penting di Indonesia.
2. Kondisi Penduduk Suatu Wilayah
Unsur lingkungan yang terdapat dalam suatu wilayah selain faktor fisik, adalah faktor penduduk. Penduduk adalah orang-orang yang mendiami suatu wilayah di muka bumi. Kondisi penduduk tiap wilayah di permukaan bumi berbedabeda, perbedaan ini dapat dilihat dari faktor kuantitas dan kualitasnya. Kuantitas penduduk adalah kondisi penduduk di suatu wilayah sehubungan dengan faktor jumlah, tingkat pertumbuhan, susunan, tingkat kepadatan, dan persebarannya. Sedangkan kualitas penduduk adalah kondisi penduduk di suatu wilayah sehubungan dengan faktor sumber daya manusianya yang meliputi aspek tingkat pendidikannya, tingkat kesehatannya, dan perekonomiannya. Untuk mengetahui kondisi penduduk di suatu wilayah, kita ambil contoh tentang kondisi penduduk di Indonesia, bagaimana keadaan kuantitas dan kualitasnya?
a. Kuantitas Penduduk
Yang termasuk penduduk Indonesia yaitu warga negara Indonesia asli dan keturunan serta warga negara asing yang sudah berdiam paling sedikit enam bulan lamanya di wilayah Indonesia. Dewasa ini, Indonesia seperti negara-negara lainnya di dunia sedang mengalami problem penduduk. Secara kuantitasnya terdapat tiga problem utama penduduk yang dihadapi Indonesia, yaitu jumlah penduduk yang besar, tingkat pertumbuhan penduduk tinggi, dan persebaran penduduk yang tidak merata.
Jumlah penduduk Indonesia berada pada urutan ke empat setelah negara Cina, India, dan Amerika Serikat. Dari hasil pencacahan jiwa yang di lakukan di Indonesia menunjukkan bahwa jumlah penduduknya terus bertambah. Diperkirakan pada tahun 2005 kondisi jumlah penduduk Indonesia mencapai 241.973 jiwa.
Jumlah penduduk di suatu wilayah atau negara mengalami perubahan. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan penduduk yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan (migrasi). Bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk dinamakan pertumbuhan penduduk. Kondisi laju pertumbuhan di Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sebagai contoh laju pertumbuhan penduduk Indonesia antara tahun 1990-2000 sebesar 1,49%, lalu antara tahun 2000-2003 terjadi kenaikan, yakni mencapai 1,5%. Berikut ini disajikan peta pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 1990-2000 dan tahun 2000-2003.
Indonesia memiliki masalah persebaran penduduk yang tidak merata dari tiap pulau dan provinsinya. Persebaran penduduk berkaitan dengan kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk adalah angka yang menunjukkan perbandingan jumlah rata-rata penduduk dalam satuan wilayah seluas satu kilometer persegi. Faktor-faktor lingkungan geografis yang mempengaruhi persebaran penduduk, antara lain lokasi, iklim, relief, tanah, sumber daya alam, sumber daya air, dan kebudayaan.
b. Kualitas Penduduk
Menyangkut problem kondisi kualitas penduduk yang di hadapi oleh Indonesia, antara lain meliputi kondisi tingkat pendidikan, kesehatan, dan perekonomian. Masalah yang dihadapi bidang pendidikan di Indonesia, yaitu masih rendahnya tingkat pendidikan yang dicirikan oleh jumlah fasilitas dan prasarana yang belum tersebar merata, anggapan pendidikan bukan hal penting, dan pendapatan per kapita penduduk yang masih rendah sehingga banyak anak putus sekolah. Permasalahan di bidang kesehatan, yaitu masih buruknya kondisi gizi untuk kebutuhan ibu dan bayi, sehingga tingkat kematian bayi masih tinggi, angka usia harapan hidup rendah, kondisi lingkungan masih rendah menyebabkan timbulnya bermacam-macam penyakit, seperti DBD dan flu burung, ketersediaan fasilitas dan prasarana kesehatan masih minim terutama di daerah-daerah terpencil. Di bidang perekonomian, yaitu masih rendahnya daya beli masyarakat pada kebutuhan barang-barang pokok disebabkan tingkat pendapatan per kapita rata-rata masyarakat masih di bawah standar kelayakan hidup, tingkat pengangguran tinggi sebab pertambahan jumlah penduduk tidak diimbangi dengan penyediaan lapangan pekerjaan.
3. Kaitan antara Kondisi bentuk Geografis dengan Keadaan Penduduknya
Kondisi bentuk geografis suatu wilayah dengan wilayah lainnya berbeda. Kondisi dari geografis mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi penduduk wilayah tertentu. Oleh sebab itu, manusia dengan segala kecerdasan dan kemauannya berusaha menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan geografis -nya atau berupaya mengubah kondisi lingkungan itu sesuai dengan kepentingannya. Adanya keragaman kondisi pada geografis tiap wilayah memunculkan corak mata pencaharian, pola-pola permukiman, tradisi, adat-istiadat, dan aspek kehidupan sosial lainnya.
a. Kehidupan di Wilayah Pantai
Kehidupan masyarakat di wilayah pantai berkaitan erat dengan laut. Penduduk yang tinggal di wilayah ini biasanya menyelaraskan dirinya sebagai nelayan. Adapun pola permukiman penduduk di wilayah ini berbentuk permukiman yang tersebar secara memanjang (pola linier) mengikuti garis pantai. Seiring dengan perkembangan zaman, saat ini banyak kawasan di wilayah pantai tumbuh dan berkembang menjadikota -kota pusat kegiatan ekonomi, sosial-budaya, bahkan pemerintahan, dan pertahanan-keamanan. Di Indonesia,kota -kota pelabuhan yang berkembang pesat, misalnya Jakarta dan Surabaya. Akibatnya aktivitas kehidupan masyarakat di wilayah pantai banyak yang berpindah profesi, misalnya menjadi pedagang, pelayanan jasa, dan lain sebagainya.
b. Kehidupan di Wilayah Geografis Dataran Rendah
Penduduk di daerah geografis dataran rendah bertempat tinggal dengan membentuk pola permukiman dengan bentuk linier yang tersebar sejajar dengan arah jalan dan jalur aliran sungai. Adapun pola pemukiman penduduk di daerahkota terutama yang dekat dengan pusat-pusat kegiatan ekonomi memiliki pola permukiman dengan bentuk terpusat atau tersebar melingkari pusat-pusat perekonomian.
Di daerah geografis dataran rendah, biasanya bentuk mata pencaharian penduduk lebih berorientasi kepada bidang pertanian khususnya di daerah pedesaan. Kegiatan pertanian yang dikembangkan yaitu pertanian yang menghasilkan tanaman pangan dan tanaman komoditas. Di wilayah-wilayah yang sudah maju, sudah berkembang pula kegiatan penduduk yang berorientasi kepada bidang perdagangan, komunikasi, transportasi, dan kepariwisataan. Di samping itu, wilayah geografis dataran rendah banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan gedung-gedung pusat pemerintahan, pusat pendidikan, pusat perbelanjaan, dan lain-lain.
c. Kehidupan di Wilayah Pegunungan
Penduduk yang berada di lokasi ini ada yang tinggal dengan membentuk pola permukiman terpusat sekitar lokasi tamasya dan penambangan, ada pula yang bergerombol di sekitar lokasi tanah perkebunan dan kehutanan terutama mereka selalu mendekati daerah-daerah sumber air.
Sebagian besar kondisi mata pencaharian penduduk yang tinggal di wilayah ini, berorientasi kepada bidang perkebunan dan kehutanan. Di daerah-daerah yang kondisi lapisan tanahnya banyak mengandung bahan-bahan tambang, otomatis mereka beraktivitas di bidang penggalian barang-barang tambang. Untuk wilayah-wilayah pegunungan yang dijadikan kawasan wisata, maka orientasi mata pencaharian penduduk lebih memilih untuk berdagang atau pelayanan jasa.
Apa kaitan antara Kondisi Geografis dan Penduduk?
Perbedaan kondisi geografis & penduduk yaitu; kondisi Geografis adalah keadaan suatu wilayah yang memiliki kekhasan lingkungan fisik, sementara Penduduk adalah orang-orang yang tinggal menetap atau sementara pada suatu kondisi/letak geografis. Lalu, apa kaitannya antara Geografis dengan Penduduk?
Setiap daerah berdasar Letak Geomorfologis, Geografis, Astronomis, Geologis akan mempengaruhi karakter, mata pencaharian, sosial-budaya, bentuk rumah, atau fisik penduduknya, berdasar itu dapat juga dibedakan/diidentikkan penduduk/penghuninya. Orang yang hidup di daerah geografis dataran tinggi, geografis dataran rendah, geografis daerah pantai (pesisir) dari logat/dialek bahasa saja memiliki ciri khas masing-masing. Misalkan orang pantai yang biasa melihat dan mendengar deburan ombak, cara dan volume bicara mereka akan lebih keras, ketimbang mereka yang hidup di daerah geografis dataran tinggi yang senyap ataupun daerah geografis dataran rendah yang biasanya lebih padat penduduknya. Kondisi geografis dapat mempengaruhi dan membedakan setiap orang yang hidup dengan letak morfologis yang berbeda.
Sumber : Pusat Pembukuan Kemdiknas
SANGAT MEMBANTU TERIMA KASIH.....,
ReplyDeleteSANGAT MEMBANTU TERIMA KASIH.....,
ReplyDeleteSangat membantu thanks
ReplyDeleteSangat membantu thanks
ReplyDelete👍
ReplyDelete