Apa itu Dolmen ? Dolmen adalah salah satu bagunan pada jaman megalithikum yang berupa meja batu tempat menaruh sesaji, tempat penghormatan kepada roh nenek moyang, dan tempat meletakan jenazah.
Di Indonesia, daerah penemuannya adalah Bondowoso, Jawa Timur.
Dolmen juga disebut sebagai monumen Megalit (batu besar). Dalam banyak kasus, strukturnya kadang membentuk sebuah gundukan tanah, atau kadang hanya bilik tunggal, bahkan ada yang disangga oleh batu-batu kecil dan ada juga yang ditutup secara rapat. Di beberapa kebudayaan, Dolmen digunakan sebagai tempat untuk meletakkan persembahan, saji-sajian, atau menjadi sebuah monumen yang diduga digunakan sebagai fasilitas ritual yang berhubungan dengan kepercayaan dan pemujaan. Oleh karennya Dolmen sering disebut sebagai meja batu.
Berikut adalah contoh gambar dolmen.
ETIMOLOGI
Kata Dolmen berasal dari kata frase “taol maen”, yang maknanya kurang lebih meja batu. Kemudian juga ada kata “dolmin” yaitu istilah yang digunakan oleh para penulis dan peneliti Prancis pada abad ke-18 untuk menyebutkan Kuburan Batu Besar (megalithic tombs).
Sementara memasuki Abad ke-19, para penulis dari Inggris lalu menggunakan istilah dolmen untuk menyebut Meja Batu. Kata ini selain memperoleh pengaruh dari Prancis, juga berasal dari istilah Bangsa Celtik “cromlech” (stone table) dan “tolmen” (a hole of stone).
Di Irlandi yang banyak ditemukan Dolmen, mereka lebih suka menyebutnya “dolmain”. Dalam Bahasa Jerman Dolmen disebut Hünenbett atau Hünengrab, Belanda Hunebed, dalam bahasa Portugal Anta, dös di Swedia. Sementara itu di Korea Dolmen disebut Goindol.
“Dolmen”.
Dalam beberapa kasus tertentu, adakalanya Dolmen ini digunakan sebagai tempat untuk meletakkan atau menyimpan mayat. Untuk tujuan itu, kaki penyangga meja yaitu batu yang menunjang bagian atasnya biasanya diperbanyak agar mayat yang diletakkan di bawah dolmen itu tertutup rapat.
Menjaga tubuh seorang yang sudah meninggal konon menunjukkan adanya hubungan yang terjaga antara orang yang sudah meninggal dengan yang masih hidup. Dengan kata lain, itu bisa terus menjaga harmonisasi serta keselarasan antara dunia roh dan dunia mereka yang masih hidup, komunikasi dengan dunia spiritual, tidak saling mengganggu, misalnya. Atau bahkan dianggap dapat menjadi pelindung. Dolmen sebagai tempat untuk menyimpan mayat bukan sesuatu yang umum, sebab sepertinya tidak sembarangan orang yang saat dia mati lalu disimpan di bawahnya.
Jika “penguburan” dengan batu itu menjadi tradisi untuk semua orang pada masa itu, tentu akan ditemukan jumlah dolmen yang sangat banyak dalam satu wilayah. Sebagai fungsinya untuk menyimpan mayat, Dolmen sangat mungkin sekali dikhususkan hanya untuk menyimpan jasad para pemimpin dan orang-orang penting yang dihormati dalam masyarakat.
Seperti situs Megalitik prasejarah lainnya, Dolmen yang berasal dari budaya Neolitik itu ada yang mempunyai ukiran yang mewakili tumbuhan, hewan dan ada yang diukir seperti rasi bintang. Sementara itu, banyak juga yang beranggapan jika batu-batu itu mungkin saja sudah dirancang sebagai jam astronomi. Beberapa orang setidaknya meyakini hal itu.
Sumber : www.wacana.co dan wikipedia.org
Di Indonesia, daerah penemuannya adalah Bondowoso, Jawa Timur.
Dolmen juga disebut sebagai monumen Megalit (batu besar). Dalam banyak kasus, strukturnya kadang membentuk sebuah gundukan tanah, atau kadang hanya bilik tunggal, bahkan ada yang disangga oleh batu-batu kecil dan ada juga yang ditutup secara rapat. Di beberapa kebudayaan, Dolmen digunakan sebagai tempat untuk meletakkan persembahan, saji-sajian, atau menjadi sebuah monumen yang diduga digunakan sebagai fasilitas ritual yang berhubungan dengan kepercayaan dan pemujaan. Oleh karennya Dolmen sering disebut sebagai meja batu.
Berikut adalah contoh gambar dolmen.
Dolmen |
ETIMOLOGI
Kata Dolmen berasal dari kata frase “taol maen”, yang maknanya kurang lebih meja batu. Kemudian juga ada kata “dolmin” yaitu istilah yang digunakan oleh para penulis dan peneliti Prancis pada abad ke-18 untuk menyebutkan Kuburan Batu Besar (megalithic tombs).
Sementara memasuki Abad ke-19, para penulis dari Inggris lalu menggunakan istilah dolmen untuk menyebut Meja Batu. Kata ini selain memperoleh pengaruh dari Prancis, juga berasal dari istilah Bangsa Celtik “cromlech” (stone table) dan “tolmen” (a hole of stone).
Di Irlandi yang banyak ditemukan Dolmen, mereka lebih suka menyebutnya “dolmain”. Dalam Bahasa Jerman Dolmen disebut Hünenbett atau Hünengrab, Belanda Hunebed, dalam bahasa Portugal Anta, dös di Swedia. Sementara itu di Korea Dolmen disebut Goindol.
“Dolmen”.
Dalam beberapa kasus tertentu, adakalanya Dolmen ini digunakan sebagai tempat untuk meletakkan atau menyimpan mayat. Untuk tujuan itu, kaki penyangga meja yaitu batu yang menunjang bagian atasnya biasanya diperbanyak agar mayat yang diletakkan di bawah dolmen itu tertutup rapat.
Menjaga tubuh seorang yang sudah meninggal konon menunjukkan adanya hubungan yang terjaga antara orang yang sudah meninggal dengan yang masih hidup. Dengan kata lain, itu bisa terus menjaga harmonisasi serta keselarasan antara dunia roh dan dunia mereka yang masih hidup, komunikasi dengan dunia spiritual, tidak saling mengganggu, misalnya. Atau bahkan dianggap dapat menjadi pelindung. Dolmen sebagai tempat untuk menyimpan mayat bukan sesuatu yang umum, sebab sepertinya tidak sembarangan orang yang saat dia mati lalu disimpan di bawahnya.
Jika “penguburan” dengan batu itu menjadi tradisi untuk semua orang pada masa itu, tentu akan ditemukan jumlah dolmen yang sangat banyak dalam satu wilayah. Sebagai fungsinya untuk menyimpan mayat, Dolmen sangat mungkin sekali dikhususkan hanya untuk menyimpan jasad para pemimpin dan orang-orang penting yang dihormati dalam masyarakat.
Seperti situs Megalitik prasejarah lainnya, Dolmen yang berasal dari budaya Neolitik itu ada yang mempunyai ukiran yang mewakili tumbuhan, hewan dan ada yang diukir seperti rasi bintang. Sementara itu, banyak juga yang beranggapan jika batu-batu itu mungkin saja sudah dirancang sebagai jam astronomi. Beberapa orang setidaknya meyakini hal itu.
Sumber : www.wacana.co dan wikipedia.org
No comments:
Post a Comment